Laporan reporter Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Festival Kue Bulan atau Moon Festival atau dikenal juga dengan sebutan Festival Pertengahan Musim Gugur merupakan salah satu festival terpenting dalam budaya Tionghoa selain Tahun Baru Imlek.
Mengutip buku “The Disappearance of China’s Customs and Traditions: Customs and Rituals”, para sejarawan percaya bahwa tradisi tersebut pertama kali muncul pada masa Dinasti Song lebih dari 3.000 tahun yang lalu, dan festival tersebut awalnya berbentuk pemujaan bulan.
Saat itu, masyarakat hanya merayakannya saat bulan purnama, namun pada masa pemerintahan Kaisar Dai, ia menamai hari ke 15 bulan kedelapan penanggalan lunar sebagai Hari Pertengahan Musim Gugur.
Pada sekitar tanggal tersebut, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia sering merayakan Festival Kue Bulan atau yang dikenal dengan Festival Pertengahan Musim Gugur.
Festival ini melambangkan kebersamaan, keutuhan keluarga dan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
Kue bulan sendiri merupakan masakan tradisional Tionghoa yang wajib dan disajikan di berbagai festival, dan seiring berjalannya festival bulan, akhirnya mulai menyebar ke seluruh dunia.
Hal inilah yang terjadi di desa-desa Tionghoa, perusahaan mengadakan festival kue bulan di daerah mereka, dan ini merupakan salah satu acara pariwisata tambahan.
Seiring perkembangannya, Festival Kue Bulan tidak hanya menawarkan budaya Tionghoa saja, namun juga mencakup budaya lokal, seperti Festival Kue Bulan Shanghai yang berlangsung di Old Shanghai, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Selain menampilkan berbagai budaya Indonesia dan Tionghoa, acara akan ditutup pada Minggu (22 September 2024) ini dengan menampilkan berbagai produk makanan dari UMKM, lomba menyanyi bahasa Mandarin, dan pengundian hadiah terbaik ternama.
Sebagai puncak acara Old Shanghai Mooncake Festival, dilakukan pelepasan balon Zeppelin beserta ratusan stiker dari pengunjung acara Flight To The Moon.
Penerbangan balon Zeppelin berlangsung pada Selasa 17 September 2024 pukul 19.30 WIB dan disaksikan pengunjung yang memaparkan keinginannya.
Pengunjung Old Shanghai dapat menikmati berbagai kegiatan di Festival Kue Bulan seperti Wayang Hokkian, Pertunjukan Tari Wayang Jekdong, Pertunjukan Wushu Anak, Peluncuran Balon Pesawat, Lomba Menghias Lampion, Pameran Pembuatan Kue Bulan, Lomba Fashion Show, Pertunjukan Barongsai dan Pesulap. Menunjukkan.
“Shanghai Mooncake Festival yang mempertemukan para perempuan Shanghai Lama, perempuan Tionghoa Indonesia, dan pemerintah ini mengusung gagasan perpaduan budaya Indonesia dan Tionghoa, dimana seluruh kota dapat merayakan suasana persatuan dan harmoni dalam satu tempat, kata perusahaan itu. salah satu warga desa. Penyelenggara acara, Jarenta Sinaga kepada pers, Jumat (20/10/2024).
Giarentha mengatakan, acara tersebut bukan hanya sekedar ajang kebudayaan, namun juga sebagai upaya mempererat tali persaudaraan antar komunitas dan memperkenalkan budaya Tionghoa kepada seluruh masyarakat.
“Kami memberikan pengalaman yang mendalam dan bermakna kepada pengunjung sekaligus mendukung pelaku UMKM lokal untuk mengembangkan bisnisnya,” kata Deputy Head of Operation Commercial Retail 1 – Commercial Retail 1 Sedayu City.
Ia mengatakan, “Old Shanghai cocok untuk festival kue bulan, karena sepertinya Old Shanghai memiliki banyak foto Instagram lukisan seni (Dragon and Phoenix, Barongsai, Kahyangang, San Guo Kong, Chinese Opera” dan “Village Kiosk in China “).
Kemudian pagoda 5 lantai, patung dewa dan dewi, hiasan/hiasan dinding, lampion-lampion indah dan masih banyak lagi bertebaran ke segala penjuru; Gang Naga, Taman Permaisuri, Gerbang Naga, Gerbang Harimau, Gerbang Phoenix.
Old Shanghai kini menjadi pilihan para pengunjung, terutama wisatawan domestik dan mancanegara, karena bisa serasa berada di kota Shanghai.
Beragam cita rasa kuliner yang nyata dan autentik dikelilingi oleh lukisan indah nostalgia di dinding, mural dan banyak noda di dinding, payung menari Shanghai dan menghiasi seluruh langit dengan naga, trotoar dan lukisan indah dalam segala hal.