AS Minta Turki dan Sekutu Bujuk Rezim Iran agar Batal Serang Israel

TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat meminta Turki dan negara-negara dekat Iran untuk membujuk pemerintah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei agar membatalkan rencana menyerang sekutunya Israel.

Sejak Ayatollah Ali Khamenei mengancam akan membalas pembunuhan direktur politik Hamas Ismail Haniyeh, Amerika Serikat telah berusaha mencegahnya melalui upaya diplomatik.

Duta Besar AS untuk Turki Jeff Flake mengatakan kepada wartawan di Istanbul, Selasa (13/8/2024): “Kami meminta semua sekutu yang memiliki hubungan dengan Iran untuk memberikan tekanan kepada mereka untuk mengurangi ketegangan, termasuk Turki,” katanya. ).

Sementara itu, Duta Besar Turki untuk Amerika Serikat berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah situasi semakin memburuk.

“Mereka tampaknya lebih yakin dibandingkan kami bahwa situasinya tidak akan bertambah buruk,” kata Jeff Flake, seperti dilansir Swiss Information.

Amerika Serikat telah meningkatkan upaya diplomatik setelah Iran dan Hizbullah Lebanon mengancam akan menyerang Israel.

Di sisi lain, Amerika Serikat mengirimkan jet tempur untuk membela Israel, disusul kapal induk dan kapal selam yang dilengkapi rudal.

Amerika Serikat dan Turki sebelumnya memperdebatkan posisi mereka dalam menanggapi serangan udara di Jalur Gaza.

“Situasi di Gaza sangat sulit dan nada anti-Israel dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempersulit Turki untuk memainkan peran mediasi,” lapor Ashrik.

Namun, menurutnya, konflik tersebut memakan waktu lama karena Amerika Serikat mulai aktif menyerukan gencatan senjata.

Sebelumnya, Israel dituduh membunuh direktur politik Hamas Ismail Haniyeh dengan meledakkan bom di kamarnya saat berkunjung ke Teheran, Iran, sekitar pukul 2 waktu setempat pada Rabu (31 Juli 2024).

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengancam Israel dengan pembalasan atas pembunuhan tersebut karena Israel menargetkan tamu penting Iran di wilayahnya.

Beberapa jam sebelumnya pada Selasa (30 Juli 2024), serangan udara Israel menewaskan komandan Hizbullah Fuad Shukar di Beirut, Lebanon, menyusul ancaman Hizbullah. Jumlah korban tewas di Jalur Gaza

Saat ini, Israel terus melancarkan serangannya ke Jalur Gaza, dan sejak Sabtu (10 Oktober 2023) hingga Sabtu (8 Oktober 2024), jumlah syuhada Palestina meningkat dari 39.790 orang menjadi 91.722 orang. Dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, mengutip Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk memerangi pendudukan Israel dan kekerasan di Al Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan sekitar 120 sandera, hidup atau mati, masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza sejak 105 tahanan Palestina ditukar dengan 240 sandera pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Unita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *