TRIBUNNEWS.COM – Menteri Keamanan Iran mengatakan proyektil jarak pendek berada di balik pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
Iran menuduh Amerika Serikat (AS) mendukung serangan yang dituding dilakukan Israel.
Iklan TV membalas dendam.
Badan Keamanan Nasional Iran menyebutkan roket berbobot tujuh kilogram (sekitar 15 pon) digunakan untuk menargetkan kediaman pemimpin politik Hamas di Teheran, Rabu (31/7/2024).
Iran menambahkan bahwa serangan itu menyebabkan kerusakan besar.
Namun laporan itu tidak menyebutkan detail keberadaan Ismail Haniyeh.
Haniyeh diketahui berada di Iran untuk menghadiri pertemuan baru Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
“Perintah itu dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah Zionis dan didukung oleh AS,” demikian pernyataan Garda Revolusi, Sabtu (3/8/2024), dilansir AP News.
“Perang dengan rezim teroris Zionis akan mendapat hukuman yang besar dalam hal waktu, ruang dan kapasitas,” tambahnya.
Israel tidak membenarkan atau menyangkal perannya dalam pembunuhan Haniyeh.
Namun, Israel telah berjanji untuk membunuhnya dan para pemimpin Hamas lainnya dalam kelompok tersebut dalam serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menyebabkan perang di Gaza.
Penembakan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik regional dan konfrontasi langsung antara Israel dan Iran jika Teheran membalas. Iran menangkap banyak orang
Sementara itu, Iran telah menangkap banyak orang, termasuk tentara dan polisi.
Ini adalah bagian dari penyelidikan Iran atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
Mereka menangkap karyawan hotel di Teheran tempat terbunuhnya Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024) pagi waktu setempat.
Hal ini sebagaimana dilaporkan New York Times, mengutip dua orang Iran yang mengetahui penyelidikan tersebut.
Pasukan keamanan menggerebek rumah milik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan mengkarantina seluruh karyawannya.
“Banyak orang ditangkap dan seluruh perangkat elektronik disita, termasuk telepon pribadi,” kata seorang sumber kepada surat kabar tersebut, Sabtu (3/8/2024), dilansir Al Jazeera.
Agen juga menargetkan bandara Iran untuk memburu penjahat, yang diyakini merupakan anggota intelijen Israel dan masih berada di negara tersebut.
Sebelumnya, pada bulan April, Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone ke Israel, yang diklaim 99 persen berhasil dalam intersepsi.
Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah dugaan serangan Israel di Suriah yang menewaskan dua jenderal Iran, dan merupakan pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung terhadap Israel meskipun terjadi kekerasan selama bertahun-tahun sejak Revolusi Islam di negara itu pada tahun 1979.
Iran menolak Israel dan mendukung kelompok anti-Israel seperti Hamas dan Hizbullah Lebanon. Contohnya adalah manuver tank tentara Israel selama operasi militer di Gaza. (afp/anadolu) Update perang Israel-Hamas
Pasukan Israel mengebom sekolah Palestina lainnya di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai 60 lainnya.
Kebanyakan korbannya adalah anak-anak.
Hamas mengatakan pihaknya telah meluncurkan negosiasi ekstensif untuk memilih pemimpin baru menyusul pembunuhan pemimpin politiknya Ismail Haniyeh di kota Teheran, Iran.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Haniyeh terbunuh oleh proyektil “jarak pendek” yang ditembakkan dari luar kediamannya dan sekali lagi bersumpah akan memberikan tanggapan “tegas” atas pembunuhannya.
Setidaknya sembilan orang, termasuk dua pemimpin Hamas dan Jihad Islam Palestina, tewas dalam serangan Israel di dekat Tulkarem di Tepi Barat.
Para perunding Israel kembali ke Israel tanpa intervensi dalam perundingan kontroversial tersebut, sementara para pengunjuk rasa melakukan protes di Tel Aviv dan Yerusalem menuntut negosiasi dengan peningkatan pilihan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan bahwa ia telah menyabotase perundingan damai.
Para pengunjuk rasa berkumpul di kota-kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta, London dan Rawalpindi, bersama warga Palestina termasuk tahanan Israel, untuk menuntut diakhirinya perang di Gaza.
Sedikitnya 39.550 orang tewas dan 91.280 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Sekitar 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin oleh Hamas pada 7 Oktober dan lebih dari 200 orang dipenjarakan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lainnya Konflik Palestina Vs Israel