Laporan jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, Washington – Analis ekonomi ternama Amerika Serikat, Goldman Sachs Group Inc memperkirakan kemenangan Donald Trump atas Partai Republik pada pemilu presiden AS 2024 bisa menempatkan AS
“Kami memperkirakan jika Trump menang telak, dampak terhadap pertumbuhan akibat tarif dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat akan lebih besar dibandingkan kenaikan pajak positif,” kata ekonom Goldman mengutip Bloomberg.
Perkiraan tersebut dibuat Goldman karena Trump kemungkinan besar akan menerapkan aturan ketat jika terpilih menjadi presiden baru Amerika Serikat pada tahun 2024. Kebijakan yang akan diterapkan Trump antara lain adalah dorongan untuk memperlambat pendatang baru menjadi 1,25 juta orang.
Penurunan tersebut lebih tajam dibandingkan kebijakan Harris yang hanya membatasi penurunan pendatang baru sebanyak 1,5 juta orang per tahun. Akibat penghematan yang dilakukan Trump, para ekonom Goldman yakin bahwa pertumbuhan angkatan kerja jika Trump menang akan menurun.
Hal ini karena peningkatan imigrasi telah berkontribusi terhadap pertumbuhan lapangan kerja yang kuat di AS. dia. Dalam beberapa tahun terakhir, antara suku bunga tinggi.
“Kami memperkirakan kontribusi imigrasi terhadap pertumbuhan angkatan kerja jika Harris menang akan menjadi 10.000 per bulan lebih tinggi dibandingkan jika Trump menang,” tulis para ekonom Goldman.
Tak berhenti sampai disitu, jika Trump menang, Partai Republik diprediksi akan menaikkan tarif terhadap AS. Ekspor dan impor ke China, UE. dan Meksiko. Jika hal ini terjadi, hal ini dapat menyebabkan peningkatan inflasi, dengan efek puncak sebesar 30 hingga 40 basis poin pada indikator harga yang diinginkan oleh Federal Reserve.
Senada dengan ekonom Goldman, juru bicara tim kampanye Harris Joe Costello mengatakan para ahli dari sayap kanan, kiri dan tengah sepakat bahwa kemenangan Trump mengancam bencana ekonomi dengan melonjaknya pengangguran, bom inflasi, ledakan utang dan bahkan kemungkinan resesi. Hasil sementara pemilihan presiden di Amerika Serikat
Melansir Reuters, perolehan suara Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mengungguli rivalnya Donald Trump dari Partai Republik dalam jajak pendapat terbaru.
Sementara itu, jajak pendapat yang dirilis Reuters/IPSAS menunjukkan Harris memperoleh 45 persen suara dibandingkan Trump yang memperoleh 41 persen suara. Keunggulan empat poin persentase di antara pemilih terdaftar lebih besar dibandingkan keunggulan satu poin yang dimiliki Harris atas Trump dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos pada akhir Juli.
Sementara itu, jajak pendapat Bloomberg News/Morning Consult menunjukkan Harris Harris unggul 2 poin persentase dari Trump di antara pemilih terdaftar di tujuh negara bagian dan unggul 1 poin di antara pemilih potensial.