TRIBUNNEWS.COM – Ohan dan istrinya Intan Mariani siang ini sibuk di taman kanak-kanak. Berbekal pesawat kayu dari tetangganya, Ohan menggores daun jendela agar sesuai dengan bingkainya. Sementara itu, Intan Ohan kembali memperbaiki baling-baling yang digunakan untuk pesawat layang.
Tirai jendelanya lambat tapi meluncur mulus ke dalam bingkai saat dibuka dan ditutup. “Alhamdulillah sudah dibersihkan, saya dan keluarga bisa tinggal di rumah ini lagi,” kata Ohan.
Rumah berukuran 6×5 m2, dicat hijau, tampak seperti baru dibangun. Padahal, tepatnya sebulan lalu, Kampung Inpres milik orang tua Ohan, Desa Gurudug, Pondok Salam, Purwakarta, yang dibangun pada tahun 1970-an, masih terbuat dari kayu dan berdinding bambu. situasi yang sangat buruk.
Tiang kayunya semua lapuk, temboknya roboh, ada yang berlubang, sehingga kalau hujan rumah tempat tinggal Ohan bersama istri dan dua anaknya terendam banjir.
“Kalau ke Jakarta membawa barang, kalau hujan saya suka memikirkan keluarga. Saya takut rumah itu akan roboh jika diterpa angin tiba-tiba. Sebenarnya saya sudah lama ingin memperbaikinya, tapi apa pak. Tidak, aku masih bekerja paruh waktu, terkadang mengemudi, terkadang membantu di rumah seseorang. “Saya hanya bisa bekerja jika halal dan mendapatkan uang untuk kebutuhan keluarga saya,” ucapnya pelan sambil berlinang air mata.
Meski keadaan ekonomi keluarganya kurang baik, Ohan dan Intan bertekad menyekolahkan anaknya agar bisa mendapatkan pendidikan yang bisa memperbaiki kehidupan mereka di masa depan. Setiap selesai berdoa, Ohan tak lupa berdoa agar Tuhan mengizinkannya memperbaiki rumahnya.
“Anak saya sering diejek teman-temannya karena tinggal di rumah yang buruk,” tambah Ohan sambil menahan air mata.
Awal Mei 2024 doa Ohana terkabul. Kodem 0619/120 Prajurit Tim Pembina Desa TNI Manunggal (Satgas TMMD) asal Purwakarta tiba di rumahnya yang rusak untuk memeriksa dan menilai kerusakan. Mereka dengan cermat memeriksa bagian-bagian rumah, mendokumentasikannya dengan kamera ponsel, dan bahkan meminta informasi kepada Ohan tentang rumah tersebut.
“Awalnya saya pesimis karena banyak orang yang mau membantu, padahal mereka hanya PHP (Pemberi Harapan Palsu). Tapi Alhamdulillah akhirnya saya punya orang-orang baik yang membantu keluarga saya dan doa saya terkabul.” Ohan berterima kasih padanya.
Setelah beberapa kali asesmen dan kunjungan lapangan langsung, satgas TMMD yang juga beranggotakan Dandim 0619/Purwakarta, Letkol Inf Ardiansia, Rumah Ohan dan Sekolah Doa di Desa Gurudug, telah masuk dalam daftar sasaran fisik di wilayahnya. Tujuan utamanya adalah untuk membangun jalan sepanjang 692 meter dan lebar 5 meter yang menghubungkan Desa Gurudug dengan Desa Rankablad di Kabupaten Vanayasa serta membangun sistem drainase sepanjang 776 meter yang dipenuhi tanaman.
“Rumah Pak Ohanudin sudah kita bangun tuntas. Jangan tanggung-tanggung, jadikan ladang amal yang bermanfaat,” kata Dandim yang kemudian mulai membangun bangunan permanen dengan desain modern minimalis. Lokasi dimana dulu rumah reyot Ohan berdiri.
Menurut Dandim, selain tujuan fisik, tujuan utama TMMD adalah tujuan non fisik yakni menciptakan persatuan TNI dan rakyat.
“Intinya adalah memiliki TNI di tengah masyarakat, menggunakan kerjasama, sosialisasi, komunikasi, kepemimpinan teritorial. Oleh karena itu, manfaat keberadaan TNI untuk menciptakan sistem keamanan dan pertahanan semesta harus benar-benar dirasakan rakyat.” terjadi krisis (perang), misalnya “masyarakat untuk kita” (TNI), jelas Letkol Ardi.
Pelaksanaan TMMD juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Purwakarta (PEMCAB). Bupati Purvakarta, Benny Erawan. Peresmian program TMMD ke-120 bagi Pangdam Kabupaten Purwakarta di Lapangan Bungur Diuk desa Gurudug, Benny mengucapkan terima kasih atas program TMMD dan berharap program tersebut dapat mendorong perkembangan yang lebih positif. masyarakat.
“Kami yakin penerima manfaat TMMD akan mampu memanfaatkan sarana dan prasarana dengan sebaik-baiknya, memelihara dan mengembangkannya untuk manfaat yang maksimal,” tambah Benny.
Berbekal gotong royong dan sinergi antar komponen erat, satgas TMMD yang terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI AU, Polri, Pemda dan personel masyarakat Purwakarta saling bahu membahu dalam berbagai program fisik dan non fisik TMMD di desa Gurudug. Jalan penghubung kedua desa yang dibangun 42 tahun lalu melalui program ABRI Masuk Desa/AMD (pendahulu TMMD) itu kini sedang dibangun kembali.
TMMD juga berhasil mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dua desa terpencil di Purwakarta. Berkat TMMD, masyarakat kecil seperti Ohan dan warga lainnya bisa kembali tersenyum bahagia karena sebagian beban hidup ada di pundak mereka. TNI juga boleh berbangga karena persatuan sudah utuh di Purvakarta.