Reporter Tribunnews.com Aysia Nursiamis melaporkan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Vaksin cacar monyet sedang digunakan di Indonesia.
Vaksin M.Pox yang digunakan di Indonesia adalah vaksin Ankara-Bavarian Nordic yang dimodifikasi (MVA-BN).
Apakah vaksin M.Pox sama dengan vaksin cacar biasa? Ahli epidemiologi Universitas Griffith Dickie Budiman menjelaskan mengenai hal tersebut.
Vaksin M.Pox (MVA-BN) berkerabat dengan vaksin cacar. (vaksin cacar)
Karena sama-sama berasal dari virus vaccinia, maka juga termasuk dalam keluarga osteovirus, kata Dickey dalam keterangannya, Rabu.
Namun, vaksin cacar generasi pertama (generasi pertama) menggunakan virus hidup yang dapat direplikasi.
Sedangkan MVA-BN merupakan vaksin generasi ketiga yang menggunakan virus non-replikasi.
Artinya, vaksin MVA-BN akan lebih aman terutama bagi orang yang imunitasnya lemah atau memiliki riwayat masalah kulit seperti eksim.
Vaksin MVA-BN diformulasikan khusus untuk mengurangi efek samping berbahaya.
Di sisi lain, vaksin MVA BN tetap memberikan kekebalan yang cukup terhadap osteoporosis.
Dickey menjelaskan perbedaan vaksin MVA-BN Mpox dengan vaksin toksoid.
Vaksinasi mini rutin menggunakan vaksin yang dapat bereplikasi.
Artinya bisa muncul kembali di dalam tubuh setelah vaksinasi.
Ini menginduksi respon imun yang kuat. Namun hal ini juga disertai dengan risiko komplikasi yang lebih serius. Ini termasuk infeksi sekunder dan komplikasi serius.
Sebaliknya, vaksin MVA-BN merupakan vaksin non-replikasi.
Artinya, virus dalam vaksin telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak bisa bereplikasi di tubuh manusia, tambahnya.
“Risiko efek samping lebih rendah. “Hal ini terutama berlaku bagi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.”
Sebagai informasi: Vaksin MVA-BN disetujui oleh European Medicines Agency (EMA) dan Food and Drug Administration (FDA) untuk dosis kecil dan M.P.O.
EMA dan FDA memastikan keamanannya dibandingkan dengan vaksin cacar generasi pertama