Laporan: Wartawan TribuneNews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Direktur Jenderal PBNU KH Yahya Cholil Stockaf (Gus Yahya) mengibaratkan hubungan PBNU dan PKB ibarat mobil dan pabrikan mobil.
Jika pabrik mobil menemukan masalah pada sistem mobil yang diproduksinya, maka pabrik tersebut akan menarik kembali perbaikan tersebut.
“Kemarin ada perusahaan pembuat mobil di sana. Dipasaran, dijual, ternyata mobilnya error sistem. (Makanya) produknya ditarik untuk membenahi sistem,” tanya Pansus PKB kepada wartawan usai menghadiri pembukaan Pengurus Wilayah NU Jateng di Semarang, Sabtu (3/8/2024), kata Gus Yahya sambil keluar. .
Sementara itu, Pansus PKB bentukan PBNU kini terus melanjutkan tugasnya. Setelah itu, Pansus PKB mengundang Luqman AD, mantan Sekjen PKB, pada Rabu (31 Juli 2024).
Awal pekan depan, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid akan diundang ke PBNU untuk bertemu dengan tim Pansus PKB.
Kelompok pendukung PKB bentukan PBNU muncul dari hasil rapat paripurna PBNU dan menetapkan Wakil Presiden KH Anwar Iskandar dan Wakil Presiden PBNU KH Amin Saeed Husni sebagai ketua dan anggotanya.
Tim ini mengundang sejumlah selebritis, baik yang masih aktif di PKB maupun yang sudah tidak tergabung dalam PKB namun memiliki sejarah bersama PKB. Hasil penelitian kelompok ini akan dibawa ke sidang paripurna PBNU untuk pengambilan keputusan organisasi. Masalah konflik PBNU-PKB kita atasi
Hubungan elite Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali memanas.
Hubungan panas dingin keduanya bermula saat PBNU berencana membentuk Tim Lima atau Panitia Khusus (Pansas) untuk memenangkan kembali PKB.
PBNU mengklaim PKB telah melenceng dari sejarah berdirinya partai tersebut pada era kepemimpinan Muhammi Iskandar atau Kak Imin.
Apalagi PBNU menganggap dirinya sebagai pemilik sah PKB.
Sebelumnya, PKB pimpinan Kak Imin dan PBNU era KH Yahya Cholil Staakf atau Gus Yahya sempat beberapa kali bersilangan.
Misalnya saja saat PKB menggunakan Mars Abad 1 NU.
Saat itu, PBNU kecewa karena aksi unjuk rasa hanya digunakan untuk kepentingan politik PKB jelang pemilu 2024.
Lebih lanjut, menjelang pemilu 2024, Gus Yahya juga menyebut PKB bukanlah partai yang mewakili NU.
Persoalan PBNU dan PKB kemudian menjalar ke persoalan Panitia Khusus Haji (PANSAS) DPR RI 2024.
Gus Yahya mengkritik keras pembentukan Panitia Khusus Angket Haji.
Ia menduga dibentuknya Pansus Penyidikan Haji karena adanya masalah pribadi antara Kak Imin dan dirinya.
Lebih lanjut, Gus Yahya juga menduga Pansus Angket Haji menyasar adiknya, Menteri Agama (Menah) Yakut Cholil Koumas.
Mungkin karena dia memang diincar oleh PBNU, Ketua Umum, yang kebetulan saya, adik menterinya. Lalu dia diincar secara pribadi untuk kepentingan pribadi. alasannya begini,” kata Gus Yahya seperti dikutip Kompas.com, Minggu (28 Juli 2024) lalu.
Gus Yahya meyakini, tidak ada kendala dalam penyelenggaraan ibadah haji 2024.
Oleh karena itu, ia menilai tidak cukup alasan untuk membentuk Pansus Angket Haji di DPR RI.
Gus Yahya mengatakan, “Kita juga punya jemaah yang menunaikan haji, banyak yang bisa ditanya. Kalau perlu dilakukan penyelidikan. Malah menurut saya tidak ada.”
Oleh karena itu, Gus Yahya menilai peluncuran Pansus Angket Haji adalah sebuah siasat politik. Sebab, dibentuknya pansus dalam upaya PBNU memulihkan PKB. PKB membantah tudingan Gus Yahya
Maman Emanulhaq, Anggota Komisi VIII DPR RI, langsung menepis kecurigaan Gus Yahya.
Maman mengatakan, penerapan kewenangan penyidikan Haji hanya untuk meningkatkan pengendalian Haji.
PBNU juga diminta tidak ikut campur dalam urusan politik yang sedang terjadi di DPR.
“Angket Pansus Haji 2024 merupakan urusan DPR dan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama,” kata Maman dalam keterangannya, Senin (29 Juli 2024).
“Pansus Haji bersifat formal, resmi dan konstitusional. Tidak ada kaitannya dengan perseorangan atau PBNU,” ujarnya.
Maman juga memastikan akan dibentuk Panitia Khusus Kuesioner Haji 2024 untuk meningkatkan pelayanan haji ke depan.
Menurutnya, PBNU patut bersyukur dengan adanya pansus kuesioner ini karena warga NU nantinya akan menikmati layanan haji yang lebih baik. PKB: Era Gus Yahya akan selalu menghantui PBNU
Sementara itu, Wakil Ketua Umum (waketum) PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PBNU kerap melecehkan dan melemahkan partainya di bawah kepemimpinan Gus Yahya.
Padahal, menurutnya, PKB selalu menghormati PBNU yang menjaga jarak dengan semua parpol.
“Sebenarnya PKB menghormati hak PBNU untuk menjauhkan diri dari semua parpol, tapi faktanya misalnya Gus Yahya, Gus Ipul (Sekjen PBNU), PBNU selalu menentang apa yang digerogoti, diganggu oleh PKB,” kata Jazilul. Kutipan dari Kompas.com, Selasa (30/7/2024).
Jazilul juga menuding PBNU tidak pernah mengapresiasi prestasi PKB pada pemilu 2024.
Bahkan, PKB sukses menambah jumlah kursi DPR secara masif. PKB mendapat 68 kursi di DPR, dari sebelumnya hanya 58 kursi.
Karena itu, Jazilul menegaskan, permasalahan saat ini ada pada pengurus PBNU, bukan pada lembaga itu sendiri.
Jazilul mengatakan: “Karena integrasi budaya antara struktur PKB dengan budaya dasar NU berjalan sangat baik. Sehingga akan menyinggung suara kaum Nahdalis yang memilih PKB.”