Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 26: Poster Dari Padi ke Beras Analog

TRIBUNNEWS.COM – Inilah kunci jawaban SMA Indonesia 11 halaman 26 pada buku Kurikulum Merdeka.

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka 11 halaman 26 untuk menjawab pertanyaan pada Bagian F. Proyek pembuatan poster untuk mempromosikan produk pangan lokal Indonesia.

Siswa diminta membuat poster berdasarkan bacaan “Dari Padi Menjadi Beras Analog”.

Siswa kelas 11 yang terdaftar di Bahasa Indonesia Bab 1 akan mempelajari materi promosi dan promosi produk makanan lokal Indonesia.

Di bawah ini adalah Kunci Jawaban Bahasa Indonesia SMA Kelas 11 dari buku Kurikulum Merdeka: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 26 Kurikulum Merdeka F. Proyek pembuatan poster untuk mempromosikan produk pangan lokal Indonesia

Pada bagian ini Anda akan diminta melakukan kegiatan membuat poster dengan topik tertentu. Anda akan bekerja dalam kelompok dan menuangkan ide serta kreativitas Anda untuk menerapkan teori poster secara nyata.

Lihat langkah-langkah membuat poster di bawah ini.

1. Bacalah teks di bawah ini yang berjudul “Dari Padi Menjadi Beras Serupa”. Teks inilah yang akan menjadi inspirasi atau ide poster yang Anda buat. Silakan berdiskusi dengan teman-teman di grup apa permasalahan utama yang terdapat dalam teks tersebut. Dari Paddy ke node analog

Sebagian besar masyarakat Indonesia masih bergantung pada nasi sebagai sumber utama karbohidrat sehari-hari. Itu sebabnya hampir setiap hari kita mendengar percakapan “khas” seperti “Saya belum makan karena belum makan nasi”. Menurut Pusat Pelatihan Pertanian Ketindan, beras merupakan komponen utama pangan masyarakat Indonesia dan menyumbang 54 persen konsumsi energi per kapita. Dominasi ketergantungan terhadap suatu jenis pangan tertentu harusnya berangsur-angsur berkurang.

Melihat ketergantungan tersebut, banyak pihak yang berinovasi mencari alternatif pangan selain nasi. Profesor Slamet Budijanto, dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) dan penemu beras analog, antara lain melakukannya. Beras analog, Prof. Hal itu muncul dari kekhawatiran Slamet terhadap ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras. Faktanya, Prof. Slamet melihat banyak makanan alternatif yang tumbuh di Indonesia sebagai sumber karbohidrat yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan keprihatinan tersebut, Profesor Slamet mengembangkan beras analog. Harapannya, beras tiruan berbahan dasar jagung ini dapat memberikan makanan pokok yang berbeda dengan beras padi.

Lalu kenapa disebut beras analog? Produk ini dinamakan beras analog karena memiliki konsep yang mirip dengan daging analog. Analogi daging adalah konsep makanan yang bentuknya seperti daging, padahal terbuat dari protein nabati. Beras Analog memiliki konsep serupa. Bentuknya mirip butiran beras, namun terbuat dari bahan gizi lain seperti jagung.

Selain jagung, nasi analog sebenarnya juga bisa menggunakan tepung dari sumber karbohidrat lain, misalnya singkong. Jagung dipilih karena mengandung serat dan nutrisi yang sangat baik. Selain itu, daerah di Indonesia yang menghasilkan jagung cukup banyak.

Berdasarkan uji kandungan gizi, 100 gram beras analog jagung mengandung 77,42 karbohidrat; 12,04 kadar air; 10,34 serat makanan; dan 5,78 protein. Menariknya, tes ini tidak mendeteksi jumlah gula dalam produk ini. Jadi nasi analog berbahan dasar jagung ini sangat layak dikonsumsi karena kandungan seratnya yang sangat tinggi.

Keunggulan lainnya adalah ketika dimasak, nasi analog memiliki tekstur yang lembut mirip sekali dengan nasi putih. Dan rasanya? Kami menemukan rasa lain yang ringan, tanpa sedikit pun rasa manis dan berbau seperti jagung. Umur simpannya juga tidak jauh berbeda dengan nasi putih.

Melalui beras analog, masyarakat bisa dikenalkan dengan makanan pokok lain selain nasi yang lebih sehat. Kandungan serat yang tinggi dan indeks glikemik yang rendah sangat cocok dikonsumsi oleh orang-orang yang menyukai hidup sehat. Melalui beras analog, kami mengembangkan produk pangan lokal selain beras.

2. Siapkan poster secara berkelompok yang terdiri dari 3-4 siswa!

3. Pilih dan buatlah kalimat yang pendek, padat, menarik dan meyakinkan!

4. Sisipkan gambar yang sesuai dengan tema!

5. Pilih font yang jelas dengan ukuran proporsional!

6. Gunakan warna-warna yang menarik agar pembaca tetap tertarik membaca poster Anda!

7. Media yang digunakan adalah kertas ukuran A3.

8. Teknik produksinya dapat dilakukan dengan tangan, yaitu tulisan tangan dan lukisan, atau menggunakan media digital dengan menggunakan komputer.

9. Poster akan dipresentasikan di depan kelas dan dipajang di majalah dinding kelas. Tanggapan:

1. Permasalahan utama pada teks “Dari Padi Menjadi Beras Analog” adalah ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras. Hal inilah yang menjadi landasan seorang guru IPB bernama Prof. Slamet menemukan atau menciptakan beras analog.

2. Contoh poster sepanjang sumbu “Dari padi ke beras analog”.

Lihat foto poster Beras ke Beras Analog. Poster Padi ke Beras Analog (Pinterest)

Lihat foto poster Beras ke Beras Analog. Poster Padi ke Beras Analog (Pinterest)

Lihat foto poster Beras ke Beras Analog. Poster Padi ke Beras Analog (Pinterest)

Lihat foto poster Beras ke Beras Analog. Poster Padi ke Beras Analog (Pinterest)

Lihat foto poster Beras ke Beras Analog. Poster Padi ke Beras Analog (Pinterest)

Lihat foto poster Beras ke Beras Analog. Poster Padi ke Beras Analog (Pinterest)

Lihat foto poster Beras ke Beras Analog. Poster Padi ke Beras Analog (Pinterest/Azzaaa)

Lihat foto poster Beras ke Beras Analog. Poster analog Beras ke Beras (Pinterest/reich)

Poster Padi ke Beras Analog Lihat gambar poster Padi ke Beras Analog

*) Penafian:

Jawaban di atas hanya untuk orang tua sebagai pedoman dalam proses belajar anaknya.

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan terbuka, artinya ada beberapa jawaban seperti gambar di atas.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *