Israel melancarkan dua serangan udara di perbatasan Lebanon-Suriah, menargetkan Mutaba.
TRIBUNNEWS.COM – Israel melanjutkan agresinya terhadap negara-negara di kawasan, menunggu tanggapan atas terbunuhnya para pemimpin senior Hizbullah dan Hamas.
Pesawat tempur Israel melancarkan setidaknya dua serangan udara di perbatasan Lebanon-Suriah pada tanggal 2 Agustus, menargetkan penyeberangan Mutariba di Al-Qasr dan kemudian desa Hosh Al-Sayyid Ali.
Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, serangan kedua menargetkan sebuah truk yang mengangkut pasokan makanan dari Lebanon ke Suriah. Agence France-Presse melaporkan bahwa setidaknya satu pengemudi Suriah terluka dalam serangan itu.
Pada Sabtu pagi, serangan udara Israel juga mengebom sebuah mobil di Al-Bazouriyeh, dekat kota Tirus, di Lebanon selatan.
Serangan lintas batas terbaru Israel terjadi ketika negara tersebut menunggu tanggapan dari Hizbullah dan Iran setelah serangan kembar di Beirut dan Teheran yang mengakibatkan terbunuhnya pemimpin perlawanan Fouad Shukr dan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Kamis, “Anda tidak tahu perbatasan apa yang telah Anda lewati dan agresi seperti apa yang telah Anda lakukan.”
Dalam percakapan telepon dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri sementara Iran Ali Bagheri Kani menekankan bahwa “Iran memiliki hak alami dan sah untuk menghukum kelompok kriminal Zionis.”
Dia juga mengkritik kegagalan beberapa negara di Barat dalam mengutuk pembunuhan Haniyeh, dan mengatakan bahwa sikap diam mereka “akan mendorong organisasi Zionis untuk melanjutkan serangannya.”
Pernyataan Bagheri Kani muncul beberapa jam sebelum pemerintah AS memerintahkan pengiriman pesawat tempur dan kapal. Pertempuran meningkat di perairan Asia Barat setelah Presiden Joe Biden berjanji kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membantunya menerima tanggapan selanjutnya.
Sumber: Al-Mahd