TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) berkomitmen melindungi perempuan dan anak.
Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan dengan memperkuat kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
“Hari ini kami datang ke KemenPPPA berdasarkan komitmen BNPT untuk hadir melindungi perempuan dan anak,” kata Sekretaris Jenderal BNPT RI Bangbang Surono dalam pidatonya di Hotel Sofyan Jakarta, Rabu (7/10/2024).
Ia menjelaskan alasan mendesaknya penandatanganan perjanjian kerja sama ini.
Pasalnya, semakin banyak perempuan dan anak yang terlibat dalam operasi teroris.
“Tren menunjukkan peningkatan peran perempuan dan anak. Sebelumnya, mereka hanya mendukung transportasi. Bantu mereka menyembunyikan tempat persembunyiannya, tapi sekarang mereka menembak para propagandis. Bahkan menjadi perekrut aktif,” ujarnya.
Menlu pun menjelaskan pengertian luasnya. perlindungan anak dan kaitannya dengan visi Indonesia Emas 2045
“Ketika kita berbicara tentang perlindungan, kita berbicara tentang masa depan. Melindungi anak bukan sekedar melindungi mereka secara fisik. Tapi itu juga mencakup infrastruktur. Itu juga mengembangkan pikiran dan kecerdasan mereka. Dengan demikian, mereka siap menyambut era keemasan Indonesia pada tahun 2045,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PPPA Titi Eko Rahaiu mengatakan peran berbagai sektor penting dalam menyelesaikan masalah ini.
“Masalah partisipasi anak dalam terorisme merupakan masalah multifaktorial. Oleh karena itu, diperlukan manajemen dan intervensi multisektor seperti kemitraan kita dengan BNPT saat ini,” ujarnya.
Bidang PKS ini mencakup pelaksanaan proyek peningkatan kapasitas masyarakat. Penyelenggaraan perlindungan khusus terhadap anak yang menjadi korban jaringan teroris. Memperluas sumber daya dan berbagi informasi dan data
Pada tahun 2022, bersama Kementerian PPPA telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam pemberantasan kejahatan terorisme.