Lebih dari 320 Roket Katyusha Ditembakkan ke Israel, Hizbullah: Serangan Tahap Pertama Berhasil

TRIBUNNEWS.com – Pada Minggu (25/8/2024), kelompok perlawanan Lebanon Hizbullah mengaku telah menembakkan 320 roket Katyusha ke arah Israel.

Serangan tersebut menargetkan 11 pangkalan dan barak militer Israel, termasuk pangkalan Meran dan empat lokasi di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Hizbullah mengatakan pihaknya menargetkan pangkalan militer Israel untuk “memfasilitasi jalur drone” menuju sasaran yang diinginkan di Israel.

“Dan drone itu terbang sesuai rencana,” Al Jazeera mengutip ucapan Hizbullah.

Mengacu pada serangan tersebut, Hizbullah mengatakan “fase pertama” serangan balik terhadap Israel telah diselesaikan dengan “keberhasilan total”.

Diketahui, serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap Israel setelah Tel Aviv menyerang Lebanon di masa lalu.

Selain itu, Hizbullah mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas kematian komandan seniornya Fouad Shukr pada 30 Juli 2024 di Beirut, Lebanon.

Sementara itu, Israel telah mengumumkan “keadaan darurat” selama 48 jam ke depan.

Serangan itu terjadi ketika perundingan gencatan senjata terhenti.

Reuters melaporkan, para perunding membahas proposal kompromi baru di Kairo, Mesir, pada Sabtu pagi (24/08/2024), namun setelah pembicaraan berjam-jam tidak ada tanda-tanda kemajuan.

Seorang pejabat Palestina mengatakan kepada Reuters, “Pembicaraan di Kairo tidak menghasilkan kemajuan.”

Sebab, menurut pejabat itu, “Israel bersikeras melindungi delapan posisi” di sepanjang Koridor Philadelphia atau perbatasan Mesir-Gaza. Netanyahu tidak memprioritaskan sandera Israel

Di masa lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menjadikan sandera Israel sebagai prioritas dalam pembicaraan gencatan senjata dengan gerakan perlawanan Palestina, Hamas.

Menurut Channel 12 Israel, Al Mayadeen melaporkan bahwa Netanyahu baru-baru ini mengatakan kepada anggota senior tim perundingnya bahwa dia “lebih memilih Koridor Philadelphia sebagai sandera dan mempertahankan kendali atas koridor tersebut.”

Sebagai referensi, Koridor Philadelphia, juga dikenal sebagai Poros Salah al-Din, adalah bentangan sekitar 14 kilometer di sepanjang perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza, seperti dikutip dari Egypt Today.

Koridor ini membentang dari Laut Mediterania di utara hingga persimpangan Kerem Shalom di selatan.

Pada saat yang sama, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pihaknya melakukan yang terbaik untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pemulangan sandera dari Jalur Gaza.

“Kami bekerja sepanjang waktu untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kembalinya semua sandera dari Gaza,” katanya.

Namun, Hagari mengakui kegagalannya dalam “memulangkan semua tawanan melalui operasi militer.”

Dia mengumumkan penyelidikan atas kematian enam sandera Israel yang mayatnya ditemukan di sebuah terowongan di Khan Yunis, Gaza selatan, pada Selasa (20 Agustus 2024).

Menurut Hagari, kematian enam sandera “masih belum jelas.”

Sementara itu, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan enam sandera diyakini tewas akibat kebocoran gas di terowongan saat serangan Israel.

Harian tersebut melaporkan bahwa kematian para sandera terkait dengan serangan militer Israel, tanpa mengungkapkan sumber informasinya.

Yediot Ahronoth mengatakan, kejadian itu terjadi enam bulan lalu saat terjadi serangan divisi 98 militer Israel terhadap Khan Yunis.

Bukti-bukti yang dikumpulkan di lokasi kejadian pada Senin (19 Agustus 2024) malam dan Selasa membenarkan penilaian awal yang masih dalam penyelidikan, lapor harian tersebut.

Laporan tersebut menemukan bahwa tentara Israel tidak secara langsung menyerang terowongan tempat para sandera disandera, melainkan menyerang sasaran Hamas di dekatnya.

Serangan itu memicu kebakaran dan melepaskan karbon dioksida yang mematikan di dalam terowongan.

Mayat beberapa pejuang Hamas dan sandera Israel ditemukan.

Mereka dipersenjatai dengan senapan Kalashnikov dan tidak menunjukkan tanda-tanda cedera, lanjut Yedioth Ahronoth.

(Tribunnews.com/Pravithri Retno W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *