Sorotan Japan Open 2024: Laga Terakhir Yuta Watanabe/Arisa Higashino Mentok di Perempat Final

TRIBUNNEWS.COM – Turnamen bulu tangkis Japan Open 2024 terasa spesial bagi duo Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Tim ganda campuran papan atas Jepang resmi dibubarkan setelah tampil di kandang sendiri.

Laporan akhir Utah/Ariza di Japan Open 2024 akan diketahui saat mereka tampil.

Peraih medali perunggu Olimpiade Paris dan Tokyo itu tumbang di babak perempat final, Jumat (23/08/2024).

Yuta Watanabe/Arisa Higashino kalah dari Yang Po-Hsuan/Hu Ling Fang dari Taiwan.

Kekalahan ini benar-benar menjadi akhir dari kemitraan Yuta/Arisa.

Jika Yuta/Arisa ingin mengakhiri kerja samanya di lapangan bulu tangkis sebagai juara di kandang sendiri.

Namun, ternyata harapan tersebut tidak seindah kenyataan yang harus kita hadapi.

Mereka kalah 9-21, 17-21 dari pasangan Yang Po-Hsuan/Hu Ling Fang. Ganda campuran bulutangkis unggulan ketiga Yuta Watanabe/Arisa Higashino dari Jepang usai pertandingan, Sabtu (20/11/2021) (Ramadhan LK)

Namun, mereka berpisah dengan kepala terangkat tinggi.

Mereka tampil dan menunjukkan performa prima saat menjalankan kegiatan bersama.

Koleksi dua medali perunggu Olimpiade menjadi bukti Yuta/Ariza yang pernah menjadi salah satu pemain ganda campuran paling disegani di dunia.

Perpisahan bukan berarti Yuta/Ariza akan pensiun dari dunia bulu tangkis.

Pada bilangan prima relatif, Yuta Watanabe berusia 27 tahun dan Arisa Higashino, kini berusia 28 tahun, memiliki coretan yang berbeda.

Yuta Watanabe akan tetap aktif di sektor ganda campuran.

Bedanya, dia akan menempuh jalan tersebut dengan pasangan yang berbeda.

Ia tidak akan lagi ditemani Arisa Higashino untuk tampil di ruang tersebut.

Yuta Watanabe nantinya akan dipasangkan dengan Maya Taguchi.

Sedangkan Arisa Higashino akan pindah ke distrik lain.

Ariza akan bertanding di ganda putri.

Dia dipasangkan dengan Ayako Sakuramoto.

Utah/Ariza melakukan yang terbaik untuk negaranya.

Hal serupa juga dirasakan oleh pelatih mereka Jeremy Gunn yang menangani Utah/Arisa sejak 2018. 

“Itu adalah 7 tahun terbaik bagi saya untuk melatih. Saya sangat senang mereka telah mencapai apa yang telah mereka capai sejak 2018,” kata Jeremy Gunn seperti dikutip The Star.

“Ada banyak momen yang mengesankan. Namun medali perunggu Olimpiade Paris menjadi istimewa karena banyak rintangan yang harus mereka lewati untuk mencapainya.

Mereka akan tetap bermain dengan partner yang berbeda, namun mereka akan mengapresiasi apa yang telah mereka capai selama ini.”

Harapan saya, mereka bisa mendapatkan manfaat besar lainnya, lanjutnya.

(Tribunnews.com/Guruh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *