TRIBUNNEWS.COM – Joe Biden menanggapi dengan serius ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengizinkan Ukraina menembakkan rudal ke Rusia merupakan campur tangan langsung Barat.
Putin mengatakan jika rudal ATACMS atau Storm Shadow diluncurkan ke wilayahnya, sesuatu yang tidak diharapkan oleh Barat akan terjadi.
Mereka mengatakan pertemuan Biden dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer sama sekali tidak membahas perizinan serangan Rusia.
Namun, beberapa hari sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan akan ada perubahan larangan penggunaan rudal AS terhadap Rusia.
Presiden Vladimir Zelensky terus menuntut pencabutan larangan penggunaan rudal jarak jauh.
Pemimpin Ukraina mengatakan negaranya akan terus menjadi sasaran Rusia kecuali mereka mendapat izin untuk menyerang beberapa sasaran sensitif di Rusia dengan rudal ATACMS dan Storm Shadow buatan Barat.
John Kirby, koordinator komunikasi strategis Gedung Putih Dewan Keamanan Nasional, mengatakan Amerika Serikat tidak akan mengubah kebijakannya mengenai penggunaan rudal jarak jauh di Ukraina.
“Tidak ada perubahan dalam pandangan kami untuk memberikan Ukraina kemampuan serangan jarak jauh untuk digunakan di Rusia. Saya tidak mengharapkan adanya pernyataan serius mengenai masalah ini,” katanya.
Kirby mengatakan AS menanggapi ancaman Putin dengan serius: “Jika Ukraina meluncurkan rudal jarak jauh buatan Barat ke Rusia, negara itu akan menganggap Barat sebagai peserta langsung dalam perang tersebut.”
“Tidak ada perubahan dalam pandangan kami mengenai penyediaan kemampuan serangan jangka panjang untuk digunakan oleh Ukraina di Rusia. Saya tidak mengharapkan adanya pernyataan serius dalam hal ini,” Reuters mengutip pernyataannya.
Ia yakin Biden menanggapi pernyataan Putin dengan sangat serius.
“Ini bukan retorika yang belum pernah kami dengar darinya sebelumnya,” kata Kirby.
Pada tanggal 12 September, Putin menekankan bahwa setiap langkah Barat yang mengizinkan Kyiv menggunakan senjata jarak jauh terhadap sasaran di Rusia akan menyeret NATO ke dalam perang dengan Rusia, sebuah peningkatan tajam dalam retorika militernya.
Outlet media Barat Financial Times melaporkan bahwa situasi strategis di Ukraina tidak akan berubah, meskipun Kyiv mendapat izin untuk meluncurkan rudal Storm Shadow dan ATACMS ke arah Rusia.
Ia mengatakan sasaran utama ATACMS dan Storm Shadow adalah pesawat tempur Donbass yaitu MiG-31, Su-24 dan Su-35 yang ditempatkan di zona perbatasan.
Namun, pesawat-pesawat tersebut kini telah bergerak lebih jauh dan melampaui jangkauan rudal.
Masalah lainnya adalah sedikitnya stok Storm Shadow dan mitranya dari Perancis SCALP-EG, yang sudah dimiliki atau dapat ditransfer oleh Ukraina ke Ukraina.
“Rudal bukanlah obat mujarab yang strategis untuk situasi militer strategis di Ukraina,” kata sebuah sumber Barat kepada publikasi tersebut.