Laporan Jurnalis Tribunnews.com Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Imam Besar Masjid Istiklal, Dr. K.H. Nasaruddin Umar merawat Paus Fransiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik dunia dengan baik.
Menurutnya, Paus Fransiskus adalah sosok yang memiliki semangat kerja sama dan toleransi yang sangat tinggi.
“Menjadi Paus tidaklah mudah. “Saya kira menjadi imam di masjid itu kriterianya sangat ketat,” kata Nasaruddin saat wawancara dengan Direktur Tribun Network Febbi Mahendra Putra di Masjid Istiklal, Jakarta, Kamis (18/07/2024).
Nasaruddin pernah bertemu Paus Fransiskus satu kali, kunjungan apostolik ke tanah air ini pada hakekatnya merupakan pertemuannya yang kedua.
Ia masih ingat bagaimana Paus Fransiskus membuat tanda tangan berkesan itu dengan Syekh Agung Al-Azhar.
“Sebenarnya perjalanannya direncanakan tahun lalu. “Tetapi tertunda karena di sana banyak program nasional, dan di sini juga ada program nasional kita, tentang pemilu dan sebagainya,” kata Nasaruddin.
Ia memahami waktu Paus Fransiskus terbatas sehingga tindakan yang dilakukan tidak akan bertahan lama.
Selain itu, Paus Fransiskus juga merupakan kepala Negara Vatikan, sehingga semua agendanya cukup bisa ditebak.
“Protokol dari Vatikan ini juga langsung ada pada kita di sini. “Saya datang dua kali,” jelasnya.
“Kami hanya bekerja sama. Kami akan memberikannya padanya. “Pada dasarnya kami menghormati dan menghargai tamu-tamu kami,” kata Nasaruddin.
Menurutnya, penghormatan terhadap tamu merupakan bagian dari tradisi Islam dan budaya Indonesia.
Nasaruddin mengatakan, orang yang baik adalah orang yang menghormati tamunya.