TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, melakukan perjalanan kerasulan ke banyak negara di kawasan Asia Pasifik, dari Indonesia hingga Timor Timur.
Rencananya Indonesia akan menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus antara tanggal 3-6. Kunjungan hingga September 2024.
Paus Fransiskus merupakan Paus ketiga yang datang ke Indonesia.
Dua Paus sebelumnya adalah Paus Paulus VI (3 Desember 1970) dan Paus Yohanes Paulus II (8-14 Oktober 1989).
Paus Yohanes Paulus II bahkan mengunjungi Madan sekitar 35 tahun lalu, tepatnya 13 Oktober 1989.
Kedatangan Paus menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi banyak orang, khususnya Uskup Emeritus Alfred Gaunt Pius Datobara OFM Cap.
Saat itu, Uskup Emeritus Pius Datobara adalah uskup Gereja Katolik Roma di Keuskupan Agung Medin (KAM).
Kesaksiannya pun dibagikan oleh Uskup yang lebih dikenal dengan Opung Pius Datubara itu saat bertemu langsung dengan Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Tuntungan.
“Wajahnya cerah dan penuh kegembiraan.”
“Saat itu banyak orang berkumpul di Madan dari seluruh Sumatera, bahkan ada yang dari Jawa,” kata Uskup Batak.
Pada usia 90 tahun, pendengaran dan ingatan Awang Pius Datobara semakin memburuk.
Namun, ia mencoba mengingat rangkaian demi rangkaian peristiwa penting 35 tahun lalu.
Berikut petikan wawancaranya dengan Tribun Medan (jaringan Tribun):
Kegiatan apa saja yang dilakukan Paus Yohanes Paulus II saat berkunjung ke Madan?
Kinerja massa. Ada banyak orang yang hadir. Ada yang bilang 250.000 orang, ada pula yang bilang 150.000 orang. Namun jumlah pastinya belum diketahui karena jumlahnya sangat banyak.
Bagaimana reaksi Paus Yohanes Paulus II saat melihat banyak orang datang menyaksikan kehadirannya?
Yang pasti dia (Paus) terkesan. Bahkan sampai pada pertanyaan apakah mereka semua Katolik atau tidak. Saya juga menjelaskan bahwa tidak semua orang beragama Katolik. Mereka semua adalah sahabat Islam dan Protestan. Itu sebabnya dia berkata, “Saya tidak tahu apa pun di dunia ini selain persahabatan Indonesia.”
Wajahnya cerah dan penuh kegembiraan. Saat itu banyak orang berkumpul di Madan dari seluruh Sumatera, bahkan ada yang dari Jawa.
Benarkah saat itu banyak orang yang berdiri di sepanjang Jl Jamin Ginting dan melambai saat melihat rombongan Paus Yohanes Paulus II lewat?
Iya betul, anak sekolah juga. Meski bukan hari Minggu, anak-anak sekolah diperbolehkan melihat jalan mana yang mereka lalui. Waktunya sangat terbatas sehingga ia tidak pernah menginjakkan kaki di keuskupan, ia hanya memilih.
Apakah Paus Yohanes Paulus II memberikan suvenir?
Itu adalah kunjungannya. Banyak yang mengambil fotonya sebagai kenang-kenangan. Sedangkan untuk Paus sendiri, tidak ada oleh-oleh. Kehadirannya yang luar biasa dan keramahannya, pancaran cahaya di wajahnya begitu mengesankan.
Apakah uskup berfoto dengan Paus Yohanes Paulus II?
Tidak ada keraguan bahwa banyak yang mengambilnya, tetapi tidak dengan sengaja. Tidak ada foto kalian berdua karena selalu ada banyak orang di sana. Dimana saya bisa bilang, mohon permisi sebentar. Bagi yang punya gambar sebelumnya tentu ada. Sebab, dia juga sempat membawanya ke lapangan. Jumlah anggota militer terbatas, jadi ada waktu untuk kami berdua saat itu.
Mengapa panitia memilih lapangan Tontongan yang notabene jauh dari pusat kota atau gedung keuskupan agung Dan?
Karena lapangannya lebih besar di sana. Kemudian tentara setuju untuk menemaninya.
Berapa lama persiapan acara ini berlangsung?
Tidak perlu waktu lama untuk mempersiapkannya. Kalau tidak salah, tentara menyiapkannya saat itu. Mereka membantu menyambut kedatangan Paus. Itu sebabnya Paus mengatakan, tidak ada dunia lain seperti Indonesia, yang setiap orangnya bersaudara. semua agama atau kebangsaan dan kelompok etnis.
Apakah Uskup Pius makan malam bersama Paus Yohanes Paulus II saat itu?
Ya, makan bersama saat itu. Ini gambarnya, entah ada yang memotretnya atau tidak, saya tidak ingat persisnya. Karena banyak sekali tugasnya. Saat itu sedang sibuk.
Kami mendapat kabar bahwa Uskup Pius adalah uskup pertama di Sumatera yang merupakan penduduk asli Indonesia. Apakah ini benar?
Saya tidak ingat persisnya. Tapi saat itu dia adalah uskup Indonesia asli di Sumatera Utara, jadi itu hanya saya.
Bagaimana perasaan Uskup Pius terhadap kabar kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia?
Saya bahkan baru mengetahui berita ini. Tentu saya sangat senang dan berharap apa yang disampaikan Paus Yohanes Paulus II tentang Indonesia tetap benar adanya.
Saksikan wawancara eksklusif jaringan Tribun dengan Uskup Emeritus Alfred Gaunt Pius Datubara OFM Cap.(*)