Reporter Tribunnews.com Fersianus Waku melaporkan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tapol dan mantan tahanan politik (Napo) menggelar “Deklarasi Persaudaraan Tapol dan Napol” pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun 2019-2024 di Siyan. Jakarta, Sabtu (17/8/2024).
Syahganda Nainggolan, salah satu penggagas, mengatakan mereka merupakan tahanan politik yang dipenjara pada era Jokowi karena berbagai kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Syahganda meyakini 100 hari kerja pertama Presiden Prabowo Subianto akan kembali berjalan.
Saya berharap Pak Prabowo dan kawan-kawan ikut serta dalam rencana besar 100 hari Pak Prabowo, yaitu pembebasan tapol dan reformasi seluruh tapol sejak Jokowi, kata Syahganda di atas panggung.
Ia juga berharap, “Deklarasi Persaudaraan Tarpol dan Tahanan Politik” ini bisa menjadi pengingat bagi pemerintah, termasuk Prabowo, tentang demokrasi.
“Kami keluarga yang terdampak karena kami membangun silaturahmi dan saling membantu,” kata Syahganda.
Menurut Syahganda, sebelum menggelar pengumuman, bunga disebar di makam Rachmawati Soekarnoputri di Pemakaman Karet Bivak.
“Mengapa kamu pergi ke sana?” Beliau ikut serta dalam upaya gerakan ini sejak awal karena beliau adalah putra Bung Karno yang memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, namun diragukan hingga beliau meninggal dunia,” ujarnya.
Banyak sekali tapol dan tapol pada masa rezim Jokowi.
Mereka adalah Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko; Eko Santjojo adalah ketua Partai Pelopor; aktivis Rizal Kobar; Eggi Sudjana Perkenalkan Avatar FPI Munarman.
Hatta Taliwang Roy Suryo Alfian Tanjung Ratna Sarumpaet, Ruslan Buton dan Jumhur Hidayat juga ikut serta.