TRIBUNNEWS.COM – Tampaknya muak dengan pemerintahan Benjamin Netanyahu, Presiden Demokrat Yair Golan mengadakan pertemuan darurat para pemimpin oposisi untuk membahas langkah pemakzulan perdana menteri Israel.
Pengumuman tersebut dibagikan Golan dalam bentuk rekaman video melalui akun X pribadinya pada Rabu waktu setempat (28/9/2024).
“Hari ini saya menghubungi semua teman oposisi saya dengan seruan yang jelas: mari kita memulai perjalanan bersama,” kata Golan, seperti dikutip Anadolu Anjansi.
Menurut Golan, keadaan Israel di bawah pemerintahan Netanyahu sangat mengkhawatirkan.
“Israel berada dalam keadaan darurat dan terpuruk secara politik, keamanan, ekonomi, sosial dan konstitusi,” katanya.
Karena situasi Israel saat ini, Golan ingin Netanyahu segera dipecat.
“Di sekitar kita semuanya berantakan. Kita harus bekerja secara terkoordinasi, sistematis, dan konsisten,” jelasnya.
Tak hanya soal Golan, ia juga membahas perundingan gencatan senjata yang hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Menurut Golan, apa yang dilakukan Netanyahu dalam pertempuran di Gaza tidak ada pengaruhnya.
Bahkan, hal itu akan semakin membuat perekonomian Israel terpuruk.
“Kita berada di tengah-tengah perang, para sandera ditahan selama 328 hari, puluhan ribu orang melarikan diri, perekonomian ambruk, dan para perwira serta pasukan cadangan bertempur dalam waktu yang lama tanpa melihat titik terang di akhir perang. terowongan.” kata Golan. kata pemimpin partai oposisi.
Selain itu, Golan juga mengaku bosan dengan keputusan sepihak Netanyahu.
Artinya, warga Israel tidak lagi mempercayai pemerintahan Netanyahu.
“Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan keputusan yang diambil hanya berdasarkan pertimbangan politik memaksa kita semua untuk bangkit dan menghadapi tantangan,” tegasnya.
Yair Lapid yang merupakan pemimpin oposisi Israel mengetahui Golan meminta dibentuknya partai oposisi dan berjanji akan bekerja sama untuk menggulingkan pemerintahan Netanyahu.
Lapid menilai apa yang dilakukan Netanyahu terhadap Israel adalah sebuah bencana.
“Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh pihak oposisi, di depan dan di belakang layar, hingga pemerintah yang membawa bencana yang menghancurkan negara ini digulingkan,” tegasnya. Media Israel: Netanyahu hanya memberikan harapan palsu
Surat kabar Israel, Hareetz, mengungkapkan bahwa Netanyahu selama ini hanya memberikan harapan palsu kepada warga Israel.
Oleh karena itu, media sangat meminta agar Netanyahu tidak memberikan harapan palsu, terutama terkait pembebasan sandera.
“Netanyahu tidak boleh dibiarkan memberikan harapan palsu kepada publik tentang kembalinya para sandera,” kata media Hareetz mengutip Anadolu Anjansi.
Menurut Hareetz, apa yang dilakukan Netanyahu membuka jalan bagi kekacauan.
“Sementara secara bertahap memungkinkan kehancuran mereka sekaligus membuka jalan bagi kekacauan di Timur Tengah,” ujarnya.
Editorial tersebut menyerukan kepada masyarakat untuk sadar dan menyerukan Netanyahu untuk sadar demi menyelamatkan para sandera.
“Masyarakat harus segera sadar selagi beberapa sandera masih hidup,” tambahnya.
Pejabat keamanan, tokoh oposisi dan keluarga sandera Israel menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan tersebut, karena khawatir pemerintahannya akan runtuh dan dia bisa kehilangan jabatannya.
Upaya untuk mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan terhenti selama hampir sembilan bulan.
Hal ini disebabkan oleh desakan Netanyahu untuk melanjutkan perang dan mempertahankan kendali militer atas Koridor Philadelphia di perbatasan Mesir-Gaza dan persimpangan Netzarim antara Gaza Utara dan Selatan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel lainnya berkaitan dengan Netanyahu, oposisi Israel, dan konflik Palestina-Israel