Israel gagal merekrut ratusan orang Yahudi ultra-Ortodoks, dan orang Yahudi Haredi direkrut menjadi tentara
TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel gagal menangkap ratusan orang Yahudi ultra-Ortodoks
Menurut media lokal Anatolia, tentara Israel gagal merekrut ratusan orang Yahudi Haredi ultra-Ortodoks.
Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, melaporkan bahwa hanya 30 orang Yahudi Haredi yang berbicara pada hari Senin. Sekitar 1.000 orang diperkirakan akan mendaftar pada Senin dan Selasa pekan ini.
KAN mengutip sumber tentara Israel yang mengatakan bahwa banyak orang Yahudi Haredi yang ingin bergabung dengan tentara ditolak menyusul protes di depan kantor perekrutan. Tiga pengunjuk rasa ditangkap kemarin.
Pada bulan Juni, Mahkamah Agung Israel memerintahkan wajib militer bagi orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks atau Haredi dan melarang pendanaan untuk organisasi keagamaan yang menolak dinas militer pelajar.
Yahudi Haredi merupakan 13 persen dari populasi Israel yang berjumlah sekitar 9,9 juta jiwa dan tidak bertugas di militer, mengabdikan hidup mereka untuk mempelajari Taurat.
Hukum Israel mewajibkan semua warga negara Israel yang berusia di atas 18 tahun untuk wajib militer, dan pengecualian Haredi telah menjadi kontroversi selama beberapa dekade.
Situs berbahasa Ibrani Walla memperkirakan bahwa tentara akan membentuk unit baru yang disebut Divisi Davidic, yang akan mencakup pria dan wanita, sukarelawan dan Yahudi Haredi dan akan berjumlah hingga 40.000 tentara.
Keputusan untuk membatalkan pembebasan Haredi terjadi ketika Israel berjuang untuk mengumpulkan cukup pasukan dalam menghadapi perang yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. Menurut Haaretz, beberapa lusin tentara cadangan mengumumkan bahwa mereka tidak akan kembali ke dinas militer di Gaza meskipun mereka mendapat hukuman.
PENAMPILAN: Monitor Timur Tengah