TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belum diketahui keberadaan mantan wakil PDIP di Parlemen Pak Harun Masiku.
Selama empat tahun melarikan diri, Harun Masiku disebut sebagai guru, sedangkan robotnya dikabarkan mati.
Pak Harun Masiku diketahui masuk dalam program buronan KPK sejak Januari 2020.
Berikut Tribunnews.com rangkum pemberitaan Harun Masiku: 1. Seorang guru
Mantan penyidik KPK Praswad Nugraha mengatakan, tim gabungan yang membuntuti Harun Masiku berhasil menemukan keberadaan mantan wakil PDIP di parlemen itu.
Praswad mengatakan, menurut intelijen, Harun Masiku saat itu berada di sebuah pulau di luar wilayah Indonesia
“Dia tinggal di sebuah pulau dan bekerja sebagai guru bahasa Inggris. Sampul ini digunakan, mengingat Harun Masiku memiliki pengetahuan bahasa Inggris saat mendapat beasiswa sekolah di Inggris,” kata Praswad kepada Kompas.com.
Menurut Pak Praswad, kini timnya siap menangkap Pak Harun Masiku.
Pihaknya juga meminta surat kerja kepada Pimpinan KPK yang menyatakan bahwa Pak Harun Masiku yang melarikan diri ke luar negeri adalah warga Thailand.
Namun saat pihaknya angkat bicara, tiba-tiba terbit undang-undang tentang pemecatan pegawai KPK yang tak lolos Ujian Nasional (TWK).
“Di akhir laporan ini, terjadi pemecatan mendadak terhadap pegawai bernama TWK padahal tidak ikut serta dalam implementasi revisi Undang-Undang Pemberantasan Korupsi,” kata Praswad.
Hal inilah yang membuat pemberitaan TWK menghentikan rencana penangkapan Pak Harun Masiku.
Praswad juga menilai tidak ada pimpinan KPK yang mau menangkap mantan politikus PDIP tersebut.
“Penangkapan Pak Harun Masiku tidak lain hanyalah cerita yang tidak akan pernah terjadi,” ujarnya. 2. Candi Marbot
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Alexander Marwata mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim investigasi ke dua negara di Asia Timur Laut untuk mencari Pak Harun Masiku. Dua negara yang dimaksud adalah Malaysia dan Filipina.
“Waktu di Filipina kita kirim tim ke Filipina, ada kabar dia ada di masjid marshal di Malaysia, kita kirim tim ke sana, maksudnya apa? Empat tahun ini ya, menurutnya. informasi yang diterima, katanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (12/6/2024).
Alex pun meralat pernyataan janjinya menangkap Pak Harun Masiku minggu depan.
Pernyataan itu disampaikan Alex usai rapat dengan Komite III DPR pada Selasa, 11 Juni 2024.
Ia mengatakan ucapannya bukan sekedar arogansi.
Alex menjelaskan, hal ini menjadi harapan pimpinan KPK agar Pak Harun Masiku bisa ditangkap secepatnya.
“Biarlah tugas penyidik yang mencari tahu, sebagai pemimpin saya berharap dalam waktu seminggu atau lebih cepat dia bisa ditangkap, apa itu, kalau saya katakan sekarang, saya harap dia ditangkap besok, itu adalah , itu. Itu harapan kami,” katanya 3. Kabarnya sudah meninggal.
Koordinator Asosiasi Pemberantasan Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mengatakan, tersangka suap anggota DPR periode 2019-2024 Harun Masiku sudah meninggal dunia.
Pengumuman itu disampaikan Boyamin saat diwawancarai jurnalis senior Karni Ilyas di akun YouTube Karni Ilyas Club.
Dalam video tersebut, Boyamin mendapat informasi tersebut dari beberapa mantan badan intelijen.
“Jaringan saya bilang sudah mati, saya tidak tahu apa tanda kutipnya, jaringan saya yang terbaik, lho. Terus terang, banyak pensiunan pegawai badan intelijen, ada yang bilang sudah mati. Dan saya pasti karena belum ada informasinya. “Nah, kalau bicara iman, baguslah,” ujarnya Boyamin sesekali.
Menurut Boyamin, juru bicaranya yang berasal dari badan intelijen telah mencari banyak cara untuk mengetahui keberadaan Harun Masiku.
Oleh karena itu, ada dua informan yang menyatakan bahwa narapidana tersebut meninggal.
“Saya berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya, ketika satu atau dua orang mengatakan meninggalkan pekerjaannya dan menempuh berbagai cara dan tidak ada, yang saya pahami adalah mereka meninggal,” ujarnya.
Boyamin ditanya oleh Karni Ilyas bagaimana Harun Masiku meninggal.
Pertanyaan yang paling penting adalah apakah Pak Harun Masiku meninggal karena sakit atau dibunuh.
Boyamin pun menjawab bahwa Pak Harun Masiku lah yang paling mungkin dibunuh. Penyebabnya, karena Pak Harun Masiku diketahui tidak memiliki surat keterangan dokter yang menyatakan dirinya mengidap penyakit bawaan.
“Kalau ngerti itu kan persentasenya ya? Supaya aku aman. Yang kedua persentasenya lebih tinggi (membunuh, red) karena lebih muda dariku. Rekam jejaknya, temannya tidak pernah sakit.” , “katanya.
Karni Ilyas bertanya lagi tentang orang yang dituduh membunuh Harun Masiku.
Mengenai hal ini, dia belum mau berkomentar lebih banyak.
“Nah, detektif saya, pihak swasta, belum bisa menyebutkan siapa (siapa yang membunuh, Red). Masyarakat dan Pak Karni hanya menebak-nebak siapa orangnya dan meninggalkan tebakan yang wajar di otak kita.” katanya.