TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Target Bank Indonesia menggunakan mata uang lokal atau transaksi mata uang lokal (LCT) sebesar 10 persen pada tahun 2024 dan 2025 dinilai tidak banyak berdampak pada nilai mata uang rupiah.
Hal tersebut diungkapkan staf Ekonomi, Bisnis dan Pasar Global Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto.
Dia mengatakan, target penggunaan mata uang lokal sebesar 10 persen tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
“Kalau LCT besarannya pas untuk mempengaruhi pergerakan rupiah, mau tidak mau harusnya lebih dari 50 persen. Kalau masih 10 persen atau 20 persen berarti dampaknya tidak begitu kuat, kata Myrdal merujuk pada Kontan, Minggu (9/1/2024).
Meski demikian, Myrdal mengatakan perlu waktu untuk mencapai rasio LCT lebih dari 50%.
Namun target 10 persen dinilai kurang memprihatinkan.
Sebab jika di kemudian hari terjadi penurunan suku bunga global, maka porsi dolar akan melemah terhadap nilai tukar rupiah.
Hal ini biasanya terjadi jika arus masuk mata uang panas atau pasar keuangan domestik terus meningkat, dan surplus perdagangan kemungkinan besar akan berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah.
Namun, lanjut Myrdal, jika rasio LCT mencapai lebih dari 50 persen, Indonesia tidak akan bergantung pada penggunaan AS. dia. dolar untuk melakukan perdagangan internasional atau transaksi internasional. (Siti Masitoh / Noverius Laoli)
Sumber: uang