TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah di kawasan desa Lippo (LV) untuk merangsang penciptaan nilai dan pertumbuhan jangka panjang grup.
Operasi pengolahan air limbah akan dimulai pada tahun 2023 dan ditandai dengan peluncuran fasilitas pengolahan air limbah baru pada bulan Februari 2023.
Fasilitas ini menggunakan proses ultrafiltrasi canggih untuk mengolah air limbah dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang ada, mengubahnya menjadi air bersih dan memenuhi standar.
Air daur ulang ini tidak dapat diminum dan merupakan sumber daya berharga bagi pengguna komersial sebagai sumber air alternatif untuk aktivitas seperti menyiram toilet dan mengoperasikan menara pendingin.
LV akan meningkatkan jumlah air yang diolah dari pengumpulan air hujan dan air limbah daur ulang.
Instalasi pengolahan air limbah saat ini beroperasi dengan kapasitas 25 liter per detik (lps) pada tahap pertama, dengan target mencapai kapasitas akhir sebesar 100 lps untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Dengan menggunakan kembali air limbah melalui proses daur ulang, LPKR telah menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan air berkelanjutan dan perlindungan lingkungan.
CEO LPKR Group John Riady mengatakan dalam lingkungan perekonomian global yang tetap dinamis akibat perubahan iklim dan ketidakpastian perekonomian di masa depan, aspek keberlanjutan menjadi inti dari ketahanan bisnis.
Menurutnya, keberlanjutan merupakan strategi yang sangat penting yang dapat berkontribusi pada penciptaan nilai dan pertumbuhan organisasi dalam jangka panjang.
LPKR menekankan integrasi keberlanjutan ke dalam strategi bisnis inti, operasi dan manajemen risiko untuk memastikan bahwa Dewan Direksi dan tim manajemen organisasi mengambil pendekatan holistik terhadap berbagai aspek LST bisnis, sambil meningkatkan potensi melalui peningkatan kinerja. dan peluang baru. .