Dokter Ingatkan Bahaya Gunakan Doping untuk Berolahraga, Bisa Bikin Mandul 

Reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kata doping cukup familiar di dunia olahraga. 

Doping merupakan zat terlarang yang dikonsumsi atlet untuk meningkatkan performanya.

Zat doping yang umum termasuk steroid dan testosteron.

Tujuan doping biasanya untuk meningkatkan kekuatan, massa otot, dan massa tubuh tanpa lemak.

Namun penggunaan doping ditentang keras oleh dunia kesehatan. 

Hal ini dilakukan oleh pakar kedokteran olahraga Dr. Andhika Rasapati.

Faktanya, risiko jangka panjang menanti jika Anda melakukan doping secara berlebihan. 

“Sebenarnya tubuh kita sudah memiliki keseimbangan (steroid dan testosteron).

“Akibatnya misalnya kita melanggar keseimbangan itu, maka dampak yang sama bisa timbul,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (06/09/2024). 

Misalnya pada pria, jika diberi steroid terlalu banyak, maka bisa timbul payudara yang disebut ginekomastia. Hal ini bisa berujung pada infertilitas, lanjutnya.

Kelainan seperti di atas muncul karena keseimbangan hormonal tubuh terganggu akibat doping. 

“Sebenarnya harusnya muncul (di dalam tubuh) begitu steroid (doping) masuk ke dalamnya, kayaknya, aduh, nggak perlu muncul lagi, sebenarnya yang penting kesuburan mau muncul,” dia dikatakan. Dia menjelaskan

Selain itu, steroid terkadang dapat merusak jantung. 

Oleh karena itu, tidak heran jika seseorang berolahraga di usia muda, namun meninggal karena gangguan jantung. 

Oleh karena itu, dokter tidak menganjurkan doping. 

“Ada yang bilang, tapi kita punya takaran yang pas. Jadi mau olahraga apa? Badan mau sehat kan? Maksud saya wajar saja, tidak harus,” ujarnya. menyimpulkan.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *