Penelitian WHO: Banyak Produk Pangan di Indonesia Mengandung Lemak Trans Melebihi Rekomendasi

Laporan reporter Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan studi terbaru terhadap 130 produk makanan seperti kue, biskuit, roti, mie goreng, dan gorengan di Indonesia.

WHO menyebutkan bahwa mengonsumsi lemak trans dalam makanan olahan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan menyebabkan 500.000 kematian akibat penyakit jantung di seluruh dunia setiap tahunnya.

Buku ini diharapkan dapat mendukung Indonesia untuk menghilangkan minyak.

Ketua Tim NCD dan Kesehatan Populasi, WHO Indonesia, Dr. Lubna Bhatti menyatakan, kebiasaan makan yang tidak sehat, termasuk asupan asam lemak trans, merupakan penyebab kematian ketiga akibat penyakit tidak menular.

Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa situasi obesitas ini akan semakin meningkat pada generasi mendatang.

Situasi ini, kata dia, dapat menambah beban kesehatan di kemudian hari.

Dr. kata Dr Lubna Bhatti dalam acara WHO di Jakarta yang disiarkan secara online. 2024).

Peneliti SEAFAST ITB Prof. Didah Nur Faridah menyatakan, dalam penelitian yang dilakukan di 3 kota, ditemukan 8,5 persen atau 11 persen dari 130 kota memiliki asam lemak trans lebih dari 2 persen, artinya melebihi rekomendasi WHO.

Kandungan lemak trans lebih dari 2 persen terdapat pada produk yang banyak dikonsumsi seperti biskuit, wafer, kue, produk roti (dalam dan luar negeri), serta jajanan kaki lima seperti martabak dan roti maryam.

Prof. Ia memberikan

Ia mengatakan, sudah banyak penelitian yang membuktikan dampak negatif penggunaan asam lemak trans terhadap kesehatan.

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi pemerintah dalam menentukan arah kebijakan penghapusan asam lemak trans sesuai anjuran WHO.

“Mari kita bersinergi untuk mewujudkan Indonesia sehat,” ajaknya.

Wakil Menteri Kesehatan RI Dr. Dante Saksono Harbuwono menambahkan Denmark menjadi negara pertama yang melarang penggunaan asam lemak trans dalam industri, sehingga menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung sebesar 20 persen.

“Kenapa bisa begitu? karena kita tahu bahwa lemak trans menghasilkan produk yang buruk yaitu meningkatkan LDL (kolesterol jahat) yang akan menyebabkan munculnya plak dan plak ini akan menyebabkan sistem koroner menutup dan menghambat sistem koroner. penyakit jantung,” kata Prof. Dante.

Keberhasilan Denmark menjadi pembelajaran bagi negara lain untuk mengurangi atau mencegah lemak yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

Selain jantung, lemak trans bisa menyebabkan diabetes dan kanker.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *