Reporter Tribune.com, Fahdi Fahlavi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Prestasi Nasional Balai Pembangunan Indonesia (BPTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali menjadi tuan rumah Olimpiade Sains Nasional (OSN 2024) tingkat SMA & MA.
Sekitar 900 mahasiswa berprestasi se-Indonesia menghadiri acara tersebut
Jatim tampil sebagai juara umum dengan perolehan total 56 medali yang terdiri dari 13 medali emas, 22 medali perak, dan 21 medali perunggu.
Sedangkan DKI Batavia di peringkat kedua dengan total 60 medali, 12 medali emas, 25 medali perak, dan 23 medali perunggu.
Kemudian di peringkat ketiga ada Provinsi Jawa Barat dengan perolehan 43 medali emas, 13 medali perak, dan 22 medali perunggu.
Pada tingkat SMA/MA, juara pertama Provinsi Jawa Timur berhasil diraih dengan perolehan total 44 medali
Di peringkat kedua ada Provinsi DKI Batavia dengan total 36 medali dan peringkat ketiga ada Provinsi Jawa Barat dengan total 31 medali.
Pada acara puncak yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Agustus 2024 di Aula Utama Universitas Binus, siswa SMA Kaya Rankamaya berhasil meraih 3 medali dari 5 perwakilan.
Varuna Adi Sanjaya Kelas XII (Medali Perak Bidang Kimia), Faji Kemal Moulidi Kelas XII (Medali Perak Bidang Matematika) dan Muhammad Kun Fatiha Kelas XI (Medali Perunggu Bidang Geografi).
Setelah melalui perjuangan panjang dan intens yang diikuti Kota Bogor untuk melanjutkan ke tingkat Provinsi hingga Nasional.
Kemenangan di OSN 2024 ini memberikan makna dan kebahagiaan tersendiri bagi Faji Kemal Maulidi
“Saya tentunya senang dan bersyukur kepada Allah atas anugerah yang diberikan, karena ini pertama kalinya saya meraih medali bersama OSN dan ini juga merupakan kesempatan terakhir saya,” kata OSN dalam keterangannya, Kamis (5/9/2024). .
Sementara itu, Baruna Adi Sanjay pada OSN mengaku mengalami peningkatan dari hasil OSN sebelumnya.
Dalam ajang ini ia mendapatkan medali perak yang terbuat dari perunggu
“Saya bisa memberi dan menutup dengan satu cerita bahagia, satu lagi bisa memperbaharui medali saya dari tahun lalu dengan meraih perunggu. Alhamdulillah saya bisa meraih medali perak tahun ini,” kata Varuna.
Siswa lainnya, Mohammad Kun Fatiha, menuturkan banyak kendala dan tantangan yang harus dihadapi siswa satu per satu dan sebagai bagian dari tim Oscar, Kahya Rankamaya menobatkan sekolah Olimpiade tersebut.
“Tantangan terbesar yang saya alami adalah menjaga konsistensi dalam belajar, apalagi di saat jadwal sekolah dan aktivitas lainnya sedang padat. Banyak pengorbanan yang harus dilakukan, seperti mengurangi waktu bermain, bahkan mengorbankan waktu istirahat untuk belajar lebih mendalam.” katanya.
Sandra Susanto, Kepala Pondok Pesantren Rankamaya, mengatakan keberhasilan ini berkat kerja keras para santri.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Allahabad SWT dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim atas kerjasamanya sehingga kami dapat kembali meraih medali pada tahun ini. Sandra Susanto berharap tren positif ini juga semakin tumbuh di tahun depan.
Ahmad Bayhaki Ulma selaku ketua tim Oscar juga mengatakan bahwa OSN tahun ini sangat sulit dan penuh tantangan.
Ia mengatakan, “Kami mengirimkan hampir separuh delegasi ke siswa kelas dua belas, yang berarti banyak yang tidak bisa fokus pada program persiapan OSN karena ada hal lain yang harus dilakukan untuk melanjutkan studi di universitas impian mereka.