TRIBUNNEWS.COM – Edward Akbar menilai nama baiknya telah hancur seiring kasus perceraiannya dengan Kimberly Ryder yang berlangsung di Pengadilan Agama Pusat di Jakarta.
Harus diakui ayah dua anak ini sempat disindir sejumlah warganet, lantaran permasalahan dalam rumah tangga sudah menjadi santapan masyarakat.
Mereka menyebutnya pengkhianat karena membiarkan istrinya melahirkan di bidan saat anak kedua mereka lahir. Ini bukanlah rumah sakit yang memiliki cukup dokter.
Netizen nampaknya tak mempermasalahkan meski Kimberly sudah menjelaskan keputusannya dan Edward untuk berkeluarga dengan bidan.
Jangan berhenti di situ. Video kedua putranya sepulang sekolah menunggu becak di pinggir jalan membuat Edwards mendapat sorotan di media sosial karena ia memiliki kendaraan pribadi.
Merasa nama baiknya telah rusak, Edward yakin Tuhan akan memulihkannya.
“Nama baikku dalam kehidupan dunia hilang, begitu pula mata air Palestina hilang. Nanti Allah pulihkan. Bismillah,” tulis Edward pada caption postingan barunya.
Dalam caption postingannya, Edward mengungkapkan keinginannya agar kedua anaknya bisa diasuh oleh istrinya Kimberly Ryder. Ya, saat perang pecah mereka tidak lagi tinggal serumah.
“Tentunya saya sangat berterima kasih kepada R (putra Edward) dan A (putri Edward), darah daging saya yang saya tanamkan pada keyakinan agama yang menjadi penting ketika saya masih muda, itu menjadi prioritas dalam hidup saya. “
Namun, dia heran masih ada orang yang mengolok-oloknya.
Dia juga menghadapi tanggung jawabnya sebagai ayah bagi putranya. Ia juga menyebut kelompok yang sengaja mencampuri urusan rumahnya.
“Kalau ditanya kenapa bukan ini, kenapa tidak? Kenapa ya, kenapa? Kenapa? Aku bingung, kenapa kamu tidak bertanya, apa yang pertama? Mengapa Alasannya? Siapa bosnya?, pion dan robot adalah… Dan diskusikan “Lanjutkan materinya”, kepada Edward.
Keponakan aktris Tamara Bleszynski itu terpengaruh dengan hinaan yang ditujukan padanya.
Tak berhenti sampai disitu, Edward juga ikut terharu saat ibunya meninggal pada tahun 2000.
“Iya, begitulah namanya. Aku banyak gosip, ribuan atau jutaan tembakan ke arahku, benarkah? atau hanya permainan saja? untuk menutupi apa?” Patah hati Edward Akbar di tengah putusnya Kimberly Ryder. (Instagram @edward_akbar)
“Orang yang telah banyak membantu kami selama perjalanan kami dikenakan biaya dan tidak perlu melakukan apa pun.”
“Saya hanya harus menghadapi ‘tuduhan’ terkait kematian mendiang ibu saya pada tahun 2010.
Patah hati Edward Akbar di tengah putusnya Kimberly Ryder. (Instagram @edward_akbar) Edward pun mengaku bangga dengan mendiang ibunya yang berhasil mendidiknya menjadi pribadi yang bijaksana dan beretika.
“Dia ibarat bidadari, saya bangga menjadi anaknya, dan ibu saya yang mengajarinya. Tata krama, sopan santun, dan cita-cita yang baik,” ujarnya.
Di sisi lain, ia menilai ada beberapa kelompok yang merugikan nama baiknya.
“Nama baik saya dalam kehidupan dunia hilang, begitu pula mata air Palestina hilang. Nanti Allah pulihkan. Bismillah,” ujarnya.
Edward pun menyinggung kebohongan pihak tertentu. Namun, dia yakin waktu akan membuktikan kebenarannya.
“Kebohongan demi kebohongan, rekayasa? Ya, waktu akan menjawabnya,” dia menunggu.
Di akhir rilisnya, Edward mengaku cobaan hidup yang dihadapinya saat ini tidaklah mudah.
Ia juga menyertakan ungkapan-ungkapan cerdas dalam presentasinya.
“Tuhan itu baik. Ternyata ujiannya tidak mudah, silakan mainkan semuanya, karena hanya Allah yang tahu kebenarannya dan semua terjadi sesuai hukum-Nya. Ini hanya masalah waktu hidup.”
“Yang pernah mengalami kehilangan kedua orang tuanya pasti tahu, (seandainya ibuku masih ada, tapi hidup ini bukan khayalan).
“Awalnya saya dituduh menyontek, tapi tidak. Kok bisa? Jujur saya bangga tidak menyontek karena saya menunggu dia kuliah di Inggris. memulainya? Aku tidak tahu pastinya.”
“Itu mengatur suasana hati semua orang. Aku mungkin tidak cantik dan tinggi, tapi aku tahu prinsipnya, hal-hal yang ditanamkan orang tuaku sudah tidak ada lagi.”
Kemudian Edward menyemangati dirinya untuk bersabar dan berdoa.
“Serahkan pada Allah. Bismillah.”