TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap mengadakan pembicaraan damai dengan Ukraina.
Putin mencatat bahwa kesepakatan yang dicapai sebelumnya selama perundingan perdamaian di Istanbul, yang belum dilaksanakan, akan menjadi dasar gencatan senjata baru.
Perundingan dilakukan pada tahun 2022, namun isi perjanjian tidak dipublikasikan.
“Apakah kami siap untuk bernegosiasi dengan mereka? Kami tidak pernah menolak untuk melakukannya, namun bukan atas dasar tuntutan sementara, namun berdasarkan dokumen yang disetujui dan benar-benar diluncurkan di Istanbul,” kata Putin dalam sebuah forum di Vladivostok. , Kamis (5/9/2024).
Putin menyarankan agar negara BRICS lain seperti Tiongkok, Brasil, dan India dapat bertindak sebagai mediator.
Rusia adalah salah satu pemimpin kelompok negara berkembang yang juga mencakup Afrika Selatan.
Sebelumnya, Putin mengatakan serangan Ukraina di wilayah Kursk mempersulit tercapainya perundingan.
Putin berulang kali mengatakan dia akan bernegosiasi hanya jika Ukraina menyerahkan empat wilayah: Donetsk, Lugansk, Zaporozhye dan Kherson. Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan). (Tribunnews Collage/AFP) Putin: Tujuan Rusia adalah menaklukkan Donbass
Dalam kesempatan yang sama, The Moscow Times memberitakan, Putin menegaskan tujuan utamanya di Ukraina adalah merebut wilayah Donbass di timur.
Serangan balik Ukraina di Kursk memfasilitasi tujuan tersebut, katanya.
Putin berbicara sehari setelah Rusia melancarkan serangan mematikan di wilayah Lviv barat Ukraina dan setelah kemajuan pasukan Moskow baru-baru ini di Donbass.
Invasi ke Ukraina dimulai pada Februari 2022 dan sejak gagal merebut ibu kota Kiev, Rusia mengubah strateginya untuk fokus merebut bagian timur Ukraina.
Sementara itu, serangan mendadak Ukraina bulan lalu di wilayah Kursk Rusia mengejutkan militer Rusia.
Namun Putin menegaskan langkah tersebut gagal menghentikan kemajuan Moskow di wilayah pendudukan Ukraina.
“Tujuan musuh (di Kursk) adalah untuk membuat kami khawatir, mendesak kami, mengalihkan perhatian pasukan kami dan menghentikan serangan kami di wilayah-wilayah penting, terutama di Donbass, yang pembebasannya merupakan tujuan utama kami,” kata Putin
Rusia mengklaim wilayah timur Donetsk dan tiga wilayah lain di Ukraina sebagai bagian dari wilayahnya. Situasi di Kursk
Putin juga mencatat bahwa militer Moskow telah mulai mengevakuasi pasukan Ukraina dari wilayah Kursk, tempat pasukan Kiev telah merebut beberapa kota dan desa selama hampir sebulan.
“Angkatan bersenjata kami telah menstabilkan situasi dan secara bertahap mulai mengusir musuh dari wilayah kami,” kata Putin.
Permintaan yang belum diverifikasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa Ukraina mempertahankan garis keamanan di wilayah Kursk.
Rusia tidak melancarkan serangan balasan besar-besaran pada hari-hari awal serangan Kursk, serangan terbesar di tanah Rusia sejak Perang Dunia II.
Putin mengecilkan serangan terhadap Ukraina tetapi memperkuat retorikanya dalam beberapa hari terakhir.
“Merupakan tugas serius militer Rusia untuk melakukan segala kemungkinan untuk mengusir musuh dari wilayah ini dan melindungi warga negara kami,” katanya, Kamis.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)