TRIBUNNEWS.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menyerang Israel untuk membantu rakyat Gaza.
Ancaman tersebut disampaikan Erdogan saat pidato kampanye partainya, Minggu (28/7/2024).
“Kita harus sangat kuat agar Israel tidak menyerang Palestina,” kata Erdogan, menurut I24 News.
Ketika kita memasuki Karabakh (Azerbaijan) dan memasuki Libya, mungkin kita akan melakukan hal yang sama. Tidak ada yang bisa dilakukan. Kita harus kuat.
Di masa lalu, Turki berperan penting dalam perang saudara di Libya.
Parlemen Turki telah menyetujui perpanjangan penempatan kontingen militer Turki di Libya selama dua tahun mulai Januari 2024.
Dalam konflik di Libya, Turki mendukung Perdana Menteri Abdulhamid Al Dbeiba yang mengepalai Pemerintahan Persatuan Nasional di Tripoli.
Selain itu, Turki juga terlibat dalam konflik Nagorno-Karabakh antara Azerbaijan dan Armenia.
Turki mendukung Azerbaijan selama Perang Karabakh Kedua pada musim gugur tahun 2020. Drone Turki dikerahkan dalam perang ini.
Negara tersebut mengatakan akan “menggunakan segala cara, termasuk pelatihan militer dan modernisasi” untuk mendukung sekutu dekatnya. Foto komposit yang diambil pada tanggal 1 April 2018 ini menunjukkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) menghadiri rapat kabinet mingguan di Yerusalem pada tanggal 19 November 2017 dan foto file tanggal 15 Desember 2017. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada upacara pembukaan jalur metro perkotaan otomatis pertama Turki di sisi Asia Istanbul. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 1 April 2018 menuduh Benjamin Netanyahu sebagai “teroris” setelah perdana menteri Israel menolak “pelajaran moral” Ankara atas konflik berdarah Gaza. (RONEN ZVULUN, OZAN KOSE / AFP)
Dalam pidato yang sama, Erdoğan sekali lagi mempengaruhi keengganan Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Nasional Palestina, untuk berpidato di parlemen Turki.
Sebelumnya, Erdogan meminta Abbas meminta maaf.
Dia kemudian mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berpidato di depan parlemen Amerika Serikat (AS) pada Rabu lalu.
Erdogan menyebut Netanyahu sebagai penjahat perang. tanggapan Israel
Israel marah atas ancaman Erdogan. Memang benar, Israel telah memperingatkan bahwa Erdogan bisa mengalami nasib yang sama seperti mantan presiden Irak Saddam Hussein, yang digantung.
“Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dengan mengancam akan menyerang Israel,” kata Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz di media sosial X.
“Dia harus mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir.
Erdogan telah menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap invasi Israel ke Gaza.
The Jerusalem Post melaporkan, ancaman terbaru Erdogan dilontarkan di tengah puncak ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.
Pada hari Minggu, Israel menuduh Hizbullah menembakkan rudal ke Iran yang menargetkan desa Druze di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Sebanyak 12 anak dilaporkan tewas.
Namun Hizbullah membantah menembakkan roket tersebut.
Turki adalah anggota Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Media Israel mengatakan Turki mempunyai peluang kecil untuk ikut campur dalam masalah Israel-Hizbullah.
Hubungan antara Israel dan Turki dilaporkan membaik sebelum perang 7 Oktober 2023 di Gaza.
Namun, hubungan mereka kembali memburuk. Mei lalu, Turki menghentikan semua perdagangan dengan Israel.
(Berita Tribun/Februari)