TRIBUNNEWS.COM – Wakil Juru Bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) Sabrina Singh mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah mengizinkan penggunaan senjata AS dalam serangan di wilayah Kursk Rusia, yang berbatasan dengan Suma (Ukraina).
Pendekatan Washington memungkinkan pasukan Ukraina untuk melindungi serangan Ukraina di Kursk dan Sumy dari tindakan pencegahan apa pun yang dilakukan pasukan Rusia, kata Sabrina Singh dalam pernyataannya, Jumat (23/8/2024).
Menurutnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy belum mengetahui tujuan serangan Kursk yang bertujuan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang dengan Ukraina.
“Amerika Serikat masih memiliki pertanyaan mengenai masalah ini,” lapor Al Mayadeen.
Sementara itu, Pasukan Operasi Khusus Angkatan Bersenjata Ukraina sebelumnya melaporkan bahwa mereka menyerang salah satu jembatan utama di Kursk dengan pesawat HIMARS AS. Putin akan menanggapi serangan Kursk Ukraina
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, mengatakan Amerika mengetahui adanya serangan Ukraina di perbatasan provinsi Kursk.
Menurutnya, Ukraina tidak akan mengambil langkah tersebut tanpa mengetahui sekutu utamanya, Amerika Serikat.
“Washington adalah negara yang memberi lampu hijau kepada Ukraina untuk menyerang Kursk. Tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuannya,” katanya dalam wawancara dengan First Channel Rusia.
“Ribuan profesional militer Amerika bekerja sebagai penasihat Zelenskiy,” katanya.
Ia mengatakan AS terkejut dengan invasi Ukraina ke Kursk dan berhasil merebut 93 kota.
“Putin telah memutuskan untuk menanggapi serangan Kursk. Para pemimpin Rusia telah memutuskan untuk menanggapi serangan Ukraina di perbatasan Kursk.”
Antonov mengatakan bahwa Ukraina akan dihukum berat atas serangan terhadap Kursk.
(Tribunnews.com/Unita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina