TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Informasi kerusuhan di Inggris menyusul penikaman massal di Southport, Merseyside pada 29 Juli yang menewaskan tiga anak beredar luas di media dan media sosial.
Suasana disebut mencekam karena para perusuh mengincar masjid yang memicu penjarahan.
Terkait hal tersebut, Dono Widiatmoko, Warga Negara Indonesia (WNI) dan Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Derby, Inggris, mengatakan situasi kini sudah terkendali.
Tentu saja sudah ada beberapa instruksi dari pemerintah setempat, namun warga tetap bisa beraktivitas seperti biasa.
Dia mengatakan sebagian besar gangguan ini “dibuat” di media sosial.
Hal tersebut diungkapkan Dono Vidyatmoko dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews.com melalui Zoom pada Rabu (7/8/2024).
Dono Widiatmoko juga mengatakan, cerita imigran Islam yang menikam tiga anak sekolah di Inggris tidak benar.
Desas-desus liar bermunculan tentang penikaman, penganiayaan, kerusuhan, bentrokan antara kelompok sayap kanan dan anti-rasis.
Menurutnya, kelompok sayap kanan melakukan diskriminasi terhadap komunitas minoritas seperti pengungsi dan umat Islam.
Dono Widiatmoko menjelaskan, kelompok sayap kanan sengaja membuat keributan bahkan menyerang aparat penegak hukum atau polisi setempat.
Beberapa tempat yang menjadi sasaran serangan antara lain Southampton, Liverpool, Rotterdam, Hull, Sunderland, Middlesbrough, dll.
“Manchester sendiri pernah mengalami kerusuhan kecil di berbagai lingkungan, namun kemudian berhasil diatasi atau dibendung oleh polisi,” jelasnya.
Diakui Dono Widiatmoko, penyerangan yang dilakukan kelompok sayap kanan ini sangat mengerikan seiring tersebarnya kejadian tersebut di media sosial.
Namun, situasi belakangan ini membaik, dan kerusuhan sering terjadi di pusat kota atau di dekat hotel tempat para pengungsi ditahan.
Beberapa masjid juga menjadi sasaran kelompok yang mengkhawatirkan tersebut, namun warga di sekitar masjid turun tangan untuk memperbaiki benda-benda yang berserakan di jalan.
Menurutnya, sebagian besar warga Inggris sangat menghargai toleransi dan bahkan menyesalkan serangan yang dilakukan kelompok sayap kanan.
Saksikan wawancara eksklusif Tribunnews.com dengan Dono Widiatmoko pada Rabu (7/8/2024).(*)