Hamas mengakui komandan brigade Khan Younis tewas dalam penembakan Israel, Rafi Salama berkali-kali lolos dari kematian
TRIBUNNEWS.COM – Sumber Hamas membenarkan bahwa Rafi Salama tewas dalam serangan tentara Israel yang menyasar kawasan Al-Mawasi Khan Younis.
Pasukan Pendudukan Israel (IDF) sebelumnya mengumumkan keberhasilan operasi untuk membunuh Rafi Salam, dalam operasi yang menurut pasukan pendudukan juga menargetkan Muhammad al-Deif. Rafi Salama, komandan brigade Khan Yunis
Khaberni menjelaskan bahwa Rafi Salama adalah komandan brigade Khan Yunis.
Rafi Salama nyaris mati dalam perjuangannya.
“Dia adalah seorang syahid yang secara ajaib lolos dari kematian berkali-kali, yang terpenting rumah yang dia tinggali hancur total dalam beberapa serangan udara Israel,” demikian komentar Haberni.
Khan Younis, komandan brigade terakhir yang meninggal, telah kehilangan banyak anggota keluarga dan kerabatnya di Jalur Gaza pada waktu yang berbeda.
“Kemartiran ibunya adalah hal yang paling penting baginya dan menyakitinya,” kata komentar tersebut. Foto yang dirilis oleh Tentara Pendudukan Israel (IDF) dari klip video tahun 2018 yang menampilkan Mohammed Al-Deif bersama Rafi Salama. (khaberni/HO) Biografi militer Rafi Salama
Selama karir militernya, Rafi Salama adalah komandan brigade Khan Yunis di brigade Izzaddin al-Qassam, cabang militer gerakan Hamas.
Dia bertanggung jawab mengarahkan Pusat Tempur Pusat di bawah komando Mohammed Al-Deif, yang memiliki empat komandan brigade di bawah komandonya, termasuk Brigade Khan Younis, yang terlibat dalam penculikan tentara Israel Gilad Shalit.
Rafi Salama kehilangan banyak anggota keluarganya dalam berbagai serangan tentara pendudukan Israel.
Kerugian terbesar Rafi Salama adalah ketika ibunya tewas dalam serangan Israel di rumah keluarganya.
Dia juga kehilangan pamannya Jawad Abu Shamala, anggota badan politik gerakan Hamas dan dekat dengan Yahya Al-Sinwar, komandan brigade Khan Yunis.
Shalama meninggal pada 7 Oktober, hari pertama invasi Israel.
Rafi Salama memegang posisi bergengsi di Sekolah Al-Hourani yang dikelola PBB di kamp Khan Younis sebelum mengundurkan diri untuk bergabung dengan Brigade Al-Qassam. Beberapa pembunuhan
Rafi Salama telah menjadi sasaran beberapa upaya pembunuhan, salah satunya terjadi pada tahun 2021, ketika tentara pendudukan mengumumkan bahwa rumahnya di Gaza telah dihancurkan.
Pada saat itu, Israel menggambarkan rumah tersebut sebagai “bagian dari infrastruktur bersenjata” yang menjadi sasaran operasi di Gaza.
Surat kabar Ibrani Yediot Ahronot melaporkan pada saat itu bahwa “pemimpin terkemuka Hamas, termasuk Rafi Salama, Yahya Sinwar dan lainnya, melarikan diri dalam beberapa menit.”
Militer Israel menyebut Rafi Salama bertanggung jawab merencanakan dan melakukan serangkaian serangan dan operasi bersenjata yang menewaskan dan melukai puluhan orang.
Serangan paling menonjol yang dipimpin oleh Rafi Salam adalah Operasi Omar Tabsh pada tahun 2005 – sebelum tentara Israel mundur dari Gaza.
Serangan tersebut dilakukan aparat keamanan Israel saat pemeriksaan gerbang perbatasan Gush Katif di tengah Jalur Gaza dengan operasi bom bunuh diri.
Operasi perlawanan lain yang dilakukan Rafi Salama antara lain Operasi Ahmed Abu Tahun pada tahun 2007, di mana unit tentara Israel melakukan serangan terbatas di dekat pos pemeriksaan Sufa di timur laut Rafah, dan operasi perlawanan lainnya yang dilakukan oleh Rafi Salama. Berupa penculikan prajurit Gilad Shalit pada tahun 2006 yang dilakukan Rafi Salama.
(oln/khbrn/*)