Laporan Reporter Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga emas dunia dalam perdagangan pasar global anjlok ke level terendah dalam sepekan terakhir, menunggu panduan jelang rilis data ketenagakerjaan AS.
Mengutip data CNBC International, harga emas dunia di pasar spot turun 0,4 persen menjadi 2.489,00 dolar AS per ounce. Sedangkan emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi US$2.520,40 per ounce pada Rabu (4/9/2024).
Penurunan harga emas terus menerus yang anjlok selama 3 hari berturut-turut hingga nilai emas terpangkas 1 persen. Sedangkan pada pekan lalu, harga emas turun 1,23 persen secara point-to-point.
Pergerakan negatif ini terjadi akibat sikap wait and see pelaku pasar yang menunggu rilis data ketenagakerjaan AS yang akan mempengaruhi arah kebijakan moneter The Fed.
Pada bulan Agustus, Amerika Serikat diperkirakan akan mencetak 160.000 pekerjaan nonfarm payroll. Jauh lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 114.000. Sementara itu, tingkat pengangguran pada bulan Agustus diperkirakan akan berkurang menjadi 4,2 persen. Turun tipis dibandingkan Juli yang mencapai 4,3 persen.
Meski masih berupa perkiraan, data ketenagakerjaan memberikan harapan akan terjadinya soft landing, sehingga kemungkinan besar The Fed tidak akan terlalu agresif dalam memangkas suku bunga acuannya.
“Kita masih berada di level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, kita masih berada di level tinggi, tapi saya pikir saat ini kita hanya perlu melihat lebih banyak data ekonomi yang keluar minggu ini,” kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior. . di RJO Berjangka.
Sejauh ini pasar memperkirakan peluang sebesar 63 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) ketika The Fed bertemu pada tanggal 17 dan 18 September, serta peluang sebesar 37 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin, seperti yang ditunjukkan oleh CME FedWatch. . sebuah alat
“Jika laporan pekerjaan AS jauh lebih lemah, spekulasi mengenai resesi AS dan suku bunga yang lebih cepat akan muncul kembali, sehingga semakin mendukung emas,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Meski harga emas mengalami kenaikan, namun hal tersebut tidak serta merta membuat popularitas aset tersebut meredup. Goldman Sachs menganggap emas sebagai aset bermasalah (non-performing aset). Oleh karena itu, memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
“Emas tetap menjadi lindung nilai pilihan kami terhadap risiko geopolitik dan keuangan, dengan dukungan lebih lanjut dari kenaikan suku bunga jangka pendek The Fed dan berlanjutnya pembelian oleh bank sentral negara berkembang. Kami membuka rekomendasi perdagangan jangka panjang terhadap emas,” kata Goldman Sachs.
Selain harga emas, beberapa komoditas lain juga ikut terseret pada perdagangan hari ini seperti harga perak yang juga dilaporkan turun 2,7 persen menjadi 27,74 dolar AS per ounce. Harga platinum turun 2,8 persen menjadi 904,00 dolar AS per ounce, disusul penurunan harga paladium yang turun lebih dari 4 persen menjadi 933,75 dolar AS per ounce.
Berbeda dengan lainnya, hingga Rabu pagi, harga emas Antam sebenarnya Rp 1.406.000/gram. Naik Rp 2.000 dibandingkan hari sebelumnya. Sedangkan harga pembelian kembali Antam Rp 1.254.000/gram. Naik Rp 3.000 dari posisi kemarin.