Wartawan Tribunnews.com Raza Denny melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jelang peralihan kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Maruf Amin ke Prabowo Subianto-Gibran Rakaboming Raka, perbincangan Indonesia menjadi pusat maritim dunia diperkirakan akan terus berlanjut.
Perbincangan ini sudah digaungkan sejak Presiden Jokowi periode pertama.
Ketua Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI), Muhammad Hussein, menilai pembicaraan Indonesia sebagai pusat maritim dunia harus diwujudkan.
“Dengan begitu, Indonesia akan memiliki persaingan yang kuat dengan negara lain,” kata Hussein pada acara pelantikan pengurus baru PNTI di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).
Hussain berharap kedepannya diskusi ini bisa terlaksana dengan pemerintahan Prabhu Gibran.
“Dalam visi yang saya sampaikan, Indonesia bisa menjadi negara adidaya di bidang maritim, saya yakin pemerintahan ke depan mampu mewujudkannya,” kata Hussein.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PNTI Roman Vitartono mengatakan Indonesia harus tetap menjadi pusat maritim dunia, meski ia mengakui pembicaraan tampaknya malah mengarah pada hal tersebut.
“Isu poros maritim di dunia dengan cepat kehilangan resonansinya dengan isu-isu fokus pembangunan lainnya seperti IKN, padahal pada kenyataannya wilayah maritim di Indonesia merupakan pusat perdagangan dunia, terutama wilayah distribusi, jalur laut, perdagangan, Jalur Sutra. , wilayah maritim, wilayah perbatasan kedaulatan”, katanya.
Roman berharap masa jabatan Prabhu Gibran tidak mematikan semangat perbincangan tersebut dan malah semakin terasa dalam bentuk kebijakan.
“Kami saling mengingatkan untuk melakukan apa pun demi menjadikan Indonesia sebagai hub maritim,” ujarnya.