Kominfo: Indonesia Tertinggal dari Negara Lain dari Sisi Kualitas Layanan Telekomunikasi

Laporan jurnalis Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan Indonesia masih tertinggal dari negara lain dalam layanan telekomunikasi.

Kominfo Ismayil, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informasi (SDPI), mengatakan pengembangan layanan telekomunikasi dapat diwujudkan dengan pengelolaan spektrum frekuensi yang lebih baik.

“Yang penting bagi kita adalah bagaimana spektrum frekuensi ini dapat mendukung peningkatan kualitas layanan, karena kita tahu negara kita tertinggal dibandingkan negara-negara lain di dunia, bahkan Asia Tenggara, dalam hal kualitas layanan,” kata Ismail melalui tulisan. keterangannya, Selasa (23/04/2024).

Ismayil mengatakan spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya penting untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan operator seluler.

Oleh karena itu, spektrum frekuensi yang sesuai diperlukan untuk menjamin komunikasi broadband seluler.

Sementara itu, Konferensi Manajemen Spektrum Asia Pasifik (APSMC) ke-10 2024 akan diselenggarakan mulai hari ini hingga 24 April di Jakarta Pusat, Indonesia.

Berbagai permasalahan terkait pengelolaan spektrum frekuensi di kawasan Asia-Pasifik akan dibahas dalam acara tersebut dengan partisipasi perwakilan berbagai negara dan perusahaan telekomunikasi.

Konferensi tersebut akan membahas berbagai masalah spektrum, termasuk mobile broadband, 5G, 6G, WiFi, satelit, dan masalah bencana.

“Konferensi ini akan membahas isu-isu penting terkait pengelolaan spektrum, termasuk dampaknya terhadap mobile broadband seperti 5G-6G, isu satelit, contoh roadmap spektrum multi-negara, dan tantangan ekosistem teknologi masa depan” – kata Ismail. dikatakan.

Direktur Pengelolaan Sumber Daya Umum Direktorat Jenderal Kominfo SDPPI Danny Setiawan menambahkan, konferensi ini diharapkan menjadi wadah bagi Indonesia untuk mempelajari berbagai teknologi telekomunikasi baru dan regulasinya.

“Contohnya, teknologi beralih dari satelit ke telepon seluler. Kita harus melihat apakah itu ancaman atau peluang, bagaimana kita memandangnya secara kompetitif, bagaimana kita melihat manfaatnya, sehingga ketika teknologi itu hadir, saya siap,” kata Denny.

Danny menghimbau para pemangku kepentingan di bidang telekomunikasi untuk memanfaatkan konferensi ini sebaik-baiknya karena berbagai pakar dunia telekomunikasi akan hadir dan berbagi ilmunya.

– Sebagai tuan rumah, kita manfaatkan kesempatan yang ada, jadi tidak perlu bayar tenaga ahlinya, ahlinya sudah sampai di sini, tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *