TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut lima fakta terbaru kasus kebakaran rumah yang menewaskan jurnalis dan keluarganya di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Satu demi satu bukti mulai bermunculan terkait meninggalnya jurnalis Tribrata.tv Rico Perfect Pasaribu dan keluarganya.
Berikut 5 informasi baru terkait kasus tersebut. 1. Seseorang berpangkat Kopral Satu dilaporkan ke Puspom Mabes TNI.
EP, putri jurnalis Tribrata.tv Rico Perfect Pasaribu, EP didampingi pengacaranya, anggota Yonif 125 Simbisa, masing-masing Koptu HB, mengajukan pengaduan ke Markas Polisi Militer Angkatan Darat (Mapuspomad) di Jakarta Pusat, Jumat (7/12). ). /2024). ).
Coptu HB diduga terlibat dalam pembunuhan berencana dan pembakaran empat anggota keluarganya, antara lain ayah, ibu, saudara perempuan, dan putranya, di rumah ayahnya di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo pada Kamis (27/1). 6/ ). 2024) dini hari.
Pengacara Parlemen Eropa Irwan Saputra mengatakan pihaknya juga telah membawa banyak bukti.
Bukti-bukti yang diajukan antara lain bukti pemberitaan praktik perjudian yang diduga melibatkan HB Koptik dan ditulis oleh mendiang Rico.
Selain itu, pihaknya juga membawa bukti percakapan mendiang Rico yang meminta perlindungan kepada polisi yakni Castrescream Polsek Tanah Karo.
Ada juga pembicaraan mengenai beberapa panggilan telepon yang kami laporkan, diduga dilakukan oleh anggota TNI, kepada pemimpin redaksi untuk menghapus berita yang telah dibuat sebelumnya, kata Irwan.
“Terus telponnya tiga kali nggak dijawab, terus katanya tolong dihapus, kurang lebih itu percakapan tiba-tiba,” imbuhnya.
Irwan mengatakan, EP juga dimintai keterangan awal oleh Puspom TNI.
Ujian ditunda karena waktu salat Jumat.
“Kita sudah minta keterangan, kita sudah log data, sudah kita lakukan pengecekan, tapi sekarang kita rehat karena ini hari Jumat. Kita lanjutkan pada pukul 13.00 WIB untuk BAP awal. , “katanya.
Ia berharap TNI mengusut tuntas masalah tersebut.
Menurut Irwan, EP berharap TNI mengusut tuntas kasus pembunuhan empat anggota keluarganya itu.
TNI akan turun tangan dalam kasus keluarga saya ini agar bisa diusut tuntas, kata Eva. 2. Laporan visum belum diterima pihak keluarga
Irwan mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil otopsi korban Rico Perfect dan keluarganya yang rumahnya luluh lantak.
“Kita tunggu banget, belum dapat, hasil otopsinya belum ada. Lab forensiknya belum ada,” kata Irwan.
“Jadi kami tidak mendapat apa-apa,” tambahnya.
Irwan menambahkan, pihaknya telah mengajukan beberapa pertanyaan mengenai barang bukti yang masih belum diketahui lokasinya.
Misalnya CCTV kebakaran dan telepon genggam korban. Putri jurnalis Tribrata.tv Rico Perfect Pasaribu, PE bersama pengacaranya LBH Medan melaporkan ke Yonif 125 anggota Simbisa yakni Koptu HB Mabes Polisi Militer (Mapuspomad) bersama Komite Keamanan Jurnalis (KKJ). dan Kontra. ) di Jakarta Pusat pada Jumat (12/7/2024). (Tribunnews.com/Geeta Erawan)
Pertanyaannya ada CCTV atau tidak ya. Kalau telepon genggamnya, kita tidak tahu di mana telepon genggam almarhum, ujarnya. 3. TNI AD berjanji akan menanggapi laporan soal putra Rico, Perfect
Kepala Badan Intelijen TNI AD Brigjen Christomi Cianturi mengatakan, TNI AD dalam hal ini Pusat Polisi Militer TNI AD akan menindaklanjuti laporan PE tersebut.
Menurut dia, Puspomad akan menindaklanjuti laporan tersebut dan berkoordinasi dengan Pomdam I/Bukit Barisan karena lokasi kejadian berada di wilayah Kodam I/Bukit Barisan.
Dikatakannya, Puspomad juga menginformasikan kepada koresponden bahwa sudah ada posko pengaduan terkait permasalahan tersebut di wilayah Kodam I/BB.
Dan apabila yang bersangkutan mengadu ke tempat pengaduan, diminta untuk membawa surat pengaduan ke Puspomad bahwa hal tersebut sudah diketahui oleh unit yang lebih tinggi, kata Christomi saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (12/7). /2024).
“TNI AD akan menindaklanjuti segala informasi dan petunjuk yang ada, bahkan kami sangat mengapresiasi informasi, bukti dari masyarakat yang mengetahui dugaan keterlibatan anggota TNI. Padahal, hal ini akan sangat membantu TNI AD untuk menyelidiki dan memverifikasi keaslian informasi yang ada, ”ujarnya. Dia melanjutkan.
Dia menegaskan pihaknya lebih mengutamakan asas praduga tak bersalah.
Christomi mengimbau masyarakat untuk tidak langsung mengambil kesimpulan.
“Jika terbukti bersalah atau melanggar hukum, TNI AD akan terus mengadili anggota yang melanggar sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku,” kata Christomi. 4. Rumah Rico sengaja dibakar
Tampaknya pembakaran rumah Perfect dilakukan dengan sengaja.
Peristiwa itu terungkap setelah polisi menangkap dua eksekutor berinisial Y dan R.
Dikutip dari Tribun Medan, Kapolda Sumut Komjen Pol Agung Setya Imam mengungkapkan penangkapan Y dan R berdasarkan hasil pemeriksaan dan keterangan saksi yang diperoleh penyidik.
Agung mengatakan, kasus tersebut bermula dari temuan penyidik dua botol air mineral yang mengandung sisa perlit dan bahan bakar solar (BBM).
Dia menjelaskan, botol itu ditemukan agak jauh dari lokasi kejadian.
“Kami sedang mencari bukti-bukti di sekitar TKP pada saat kejadian. Alhamdulillah, 30 meter dari lokasi kejadian saya menemukan dua botol air mineral bekas yang saya uji bekas campuran solar dan pertalitenya”. Agung saat jumpa pers di Mapolsek Tana Karo, Senin (8/7/2024).
Selain barang bukti botol, Agung mengatakan penangkapan Y dan R juga didukung dengan hasil autopsi jenazah Perfect dan tiga korban lainnya yang ditemukan jelaga atau bahan asap gosong.
“Jadi kami sedang mengembangkan bagaimana hal-hal (jelaga) ini bisa masuk,” katanya. 5. Merekam eksekusi di CCTV
Lebih lanjut Agung juga mengungkapkan, kedua pelaku tertangkap kamera CCTV sedang membakar rumah Perfect hingga menyiramkan bahan bakar ke sekeliling rumah.
“Pelaku mula-mula menuangkan bahan bakar ke rumah korban lalu membakarnya. Titik penyemprotan berada di depan dan samping rumah korban yang berdekatan dengan kamar korban. Kalau ke samping, tidak hanya menyemprot, tapi langsung menyemprot,” ujarnya.
Selain itu, Agung mengatakan pihak yang menjual BBM kepada kedua pelaku juga sedang dicari guna pengembangan penyidikan.
Ia mengatakan, penjual juga mengaku menjual BBM kepada Y dan R.
“Kami melalui beberapa tahapan, mulai dari beberapa kali pengecekan TKP hingga melakukan autopsi terhadap korban. Dari bukti-bukti yang kami peroleh di lapangan dan hasil otopsi korban, kami menyimpulkan bahwa itu adalah pembunuhan,” kata Agung.
Sekadar informasi, rumah Perfect Pasaribu terbakar pada Kamis (27/6/2024) sekitar pukul 03.40 WIB.
Peristiwa tersebut menewaskan Perfect dan tiga anggota keluarga lainnya, yakni istrinya Eprida Br Ginting (48), putranya Sudinweseti Pasaribu (12), dan cucunya Lowi Situngkir (3).
Terkait kejadian tersebut, beredar kabar bahwa rumah Perfect dibakar karena melaporkan kasus perjudian yang diduga melibatkan anggota TNI di Kabupaten Karo. (*)