PB HMI Serahkan Draf Persoalan LSM Asing ke Kemendagri

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa waktu lalu, pengurus PB HMI bertemu dengan Kepala Departemen Organisasi Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri dan Direktur Organisasi Kolektif Abdul Ghafoor.

Mereka memaparkan rencana permasalahan LSM asing di Indonesia.

Sekretaris Jenderal PB HMI Mohammad Jasrianou mengatakan banyak LSM asing dan pendukungnya terlibat dalam agenda lingkungan hidup yang bertentangan dengan kepentingan nasional.

Kampanye negatif tersebut bukannya tanpa kepentingan, melainkan terkait dengan kepentingan politik perdagangan internasional, kata Jussarianu dalam keterangannya, Kamis (8/1/2024).

Ia mencontohkan, kampanye negatif sawit Indonesia dilakukan secara sistematis dengan motif pelaku usaha asing yang tidak ingin produsen sawit Indonesia bersaing di pasar internasional.

“Hal ini mudah dipahami mengingat pesatnya perkembangan industri kelapa sawit yang dianggap sebagai pesaing berbahaya bagi bisnis minyak jagung, minyak kedelai, dan minyak nabati lainnya yang diproduksi di negara-negara berkembang.”

PB HMI mengapresiasi adanya negara maju yang menjadikan LSM asing sebagai “mandul” melalui kampanye lingkungan hidup yang negatif.

Pasalnya, minyak sawit merupakan produk yang paling banyak diproduksi dan di banyak negara tingkat produksinya 40 persen, minyak kedelai 29 persen, minyak lobak 11 persen, dan minyak bunga matahari 10 persen

Berdasarkan informasi tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan kampanye lingkungan hidup yang dilakukan beberapa LSM asing yang menyasar kelapa sawit Indonesia bersifat bias dan mempunyai kepentingan politik luar negeri.

PB HMI berharap pemerintah mengambil langkah tegas dalam hal ini, termasuk pemblokiran rekening.

Pada saat yang sama, Bambang Erwan, Direktur Departemen Politik dan Demokrasi PB HMI, berpendapat bahwa secara umum kepentingan politik internasional berkaitan erat dengan persaingan perdagangan internasional.

Oleh karena itu, gaung narasi besar tersebut hanyalah sebagian dari agenda global untuk menghancurkan potensi komersial dan produk-produk kelas atas negara-negara berkembang.

Sebagai gambaran, PB HMI meminta semua pihak mewaspadai hal tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *