Pesan Megawati Pada Peringatan 28 Tahun Peristiwa Kudatuli: Kita Tidak Bisa Diperlakukan Sembarangan

Wartawan Tribunnews.com Fransiskus Adiyuda melaporkan

BERITA TRIBUN.

Pesan tersebut disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Cristianto saat pidato HUT ke-28 di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta pada Sabtu (27/7/2024).

“Ibu Megawati Soekarnoputri menyampaikan salam kepada saudara-saudara sekalian, khususnya Forum Komunikasi Harmonis (FKK) 124 yang pernah merasakan penderitaan secara lahir dan batin, namun nyatanya penderitaan tersebut tidak pernah turun, melainkan semangatnya membara,” Hasto dikatakan.

Megawati Soekarnoputri juga menghadiri acara tersebut secara online.

Hasto sangat bersyukur ketika mendengar puisi Viji Tukul, Lagu dalam Suara Mengenang Tuhan.

“Membaca puisi Viji Tukul yang mengajarkan bahwa suara rakyat tidak bisa dibungkam, bahwa kebenaran tidak bisa ditaklukkan oleh kekuasaan otoriter”.

Megawati juga berpesan kepada PDIP untuk selalu menjunjung tinggi semangat demokrasi dan konstitusi.

Makanya Bu Megawati Soekarnoputri berpesan kepada kita bahwa kita adalah pihak yang sah, kita adalah warga negara yang sah, kita harus diperlakukan seperti hukum. Makanya kita tidak bisa dipandang baik-baik seolah-olah kita bukan warga negara Indonesia, kita adalah warga negara Indonesia. bukan pemilik NKRI,” kata Hasto.

Ia juga mengatakan, berbagai peristiwa dalam hidupnya telah dialami Megawati sejak masa kecilnya di bawah bimbingan reporter Turkmenistan, Soekarno.

Sejak zaman kolonial, mereka harus tinggal di kamp pengungsian.

Artinya, Ibu Megawati Soekarnoputti bukan hanya sekedar saksi sejarah, melainkan penulis sejarah yang mengajarkan bahwa republik ini tidak dibangun dengan mudah, republik ini dibangun dengan pengorbanan seluruh nyawa dan kehidupan seperti yang dikatakan Widji. Thukul, demi kedaulatan rakyat ini,” ujarnya.

Politisi yang tinggal di Ogyakarta ini mengingat kembali pentingnya Kudatuli, dan mengatakan bahwa jika suara dibungkam dan ada kekuatan otoriter, Megawati dan PDIP akan berada di garis depan.

Makanya kasus Kudatuli kembali berusaha membungkam suara rakyat, ketika kekuasaan otoriter berusaha kembali, negara ini menjadi saksi dan bayangkan namanya Ibu Megawati Soekarnoputri, beliau tidak pernah berhenti memperjuangkan konstitusi. , demokrasi dan kedaulatan rakyat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP PDIP seperti Ganjar Pranowo, Djarot Saiful Hidayat, Asonasonna Laoly, Ribka Tjiptaning, Eriko Sotarduga, Viryanti Sukamdani menyaksikan peringatan 28 tahun peristiwa Kudatuli.

Turut hadir Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Joseph Aryo Adhi dan Sadarestuvati, serta Wakil Ketua Yayasan PDIP Ukeuke Yurike.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *