Wartawan TribuneNews.com Wilhelmina Fitriani melaporkan
TribuneNewsCom, Jakarta – Menjelang HUT ke-79 berdirinya RI, harga pangan semakin mahal dan masyarakat mulai mengeluh.
Harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, dan telur terus meningkat.
Berdasarkan laporan beberapa pedagang di Pasar Palmera Jakarta, kenaikan harga sembako disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perubahan cuaca ekstrem yang mengganggu produksi dan distribusi, peningkatan biaya transportasi, dan dampak nilai tukar.
Harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, misalnya harga beras medium yang tadinya Rp 11.000 per kilogram kini naik dari Rp 13.000 menjadi Rp 14.000 per kilogram.
Siti, seorang ibu rumah tangga yang berbelanja di Pasar Palmerah, menyayangkan harga bahan pokok di pasar yang terus meningkat.
“Semuanya mahal, sekarang saya harus lebih pintar mengatur pengeluaran karena harga tidak menentu. Kadang turun, tapi biasanya naik, terutama harga minyak dan telur,” ujarnya saat ditemui di Pasar Palmerah, Jakarta, Jumat (16/08/2024).
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyatakan terus berupaya menjaga stabilitas harga bahan pokok dengan meningkatkan pengawasan dan distribusi komoditas.
Selain itu, kegiatan pasar akan dilakukan di banyak daerah untuk mengendalikan kenaikan harga, terutama menjelang hari raya keagamaan yang biasanya dibarengi dengan lonjakan permintaan.
Namun, para pengamat ekonomi menilai jika akar permasalahan seperti ketimpangan distribusi dan ketergantungan terhadap negara lain tidak bisa diselesaikan dengan cepat, maka langkah tersebut tidak cukup untuk menekan kenaikan harga.
Situasi ini memberikan harapan masyarakat akan adanya kebijakan yang efektif dan tepat sasaran sehingga harga bahan pangan dapat stabil dan terjangkau bagi semua kalangan, terutama kelompok berpendapatan rendah.
Siti mengatakan, “Kami berharap pemerintah melihat situasi masyarakat miskin yang kesulitan mengeluarkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.”