TRIBUNNEWS.COM – Meningkatnya konflik dengan Israel memaksa pemerintah Israel meningkatkan industri pertahanannya secara signifikan dengan mengembangkan dan meluncurkan sistem pertahanan udara yang canggih.
Baru-baru ini Iran berhasil mencuri perhatian publik dengan merilis rudal jarak jauh Mohajer-10.
Mengutip Al Mayadeen, Mohajer-10 akan dipresentasikan pertama kali oleh pemerintah Iran pada pameran pertahanan di Rusia pekan depan.
Sebelum diperlihatkan ke publik, Mohajer-10 telah diresmikan oleh Kementerian Pertahanan Iran pada Agustus 2023, tepat pada konferensi pers Hari Industri Pertahanan.
Namun setelah berbagai perbaikan dilakukan, rudal Mohajer-10 akhirnya diluncurkan.
Berbeda dengan pendahulunya, menurut media Iran, IRNA, drone Mohajer-10 memiliki jangkauan 2.000 kilometer.
Hal ini membuktikan Iran bertekad mengembangkan teknologi di dunia militer, mengingat dulu Iran juga memiliki beberapa drone tempur yang kalah canggih dibandingkan Mohajer-10.
“Industri pertahanan Iran telah mencapai kesuksesan besar di berbagai bidang, termasuk perang siber dan pengembangan sistem udara dan angkatan laut. Dia juga mencatat kemajuan luar biasa Iran dalam bidang telekomunikasi, teknologi laser, dan kecerdasan buatan,” kata pemimpin Revolusi Islam itu Korps Pengawal (IRGC) Dapat Membawa Bahan Peledak Seberat 300kg.
Bahan peledak yang dibawa Mohajer-10 didesain berbeda dan beratnya bisa mencapai 300 kg.
Bobot ini bisa menjadi bobot Mohajer-6 atau dua kali lipatnya.
Meski memiliki bobot yang luar biasa, jet tempur tersebut juga mampu terbang dengan kecepatan 210 kilometer per jam dengan jangkauan 2.000 kilometer.
Menariknya, untuk menempuh jarak sejauh itu, Mohajer-10 hanya membutuhkan bahan bakar 450 liter.
Rudal ini lebih mahal dibandingkan hulu ledak atau rudal canggih lainnya yang mungkin memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk beroperasi. Sebuah tembakan bisa mengenai Israel
Karena mampu menempuh jarak 2.000 kilometer dengan kecepatan maksimalnya, Mohajer-10 disebut mampu menjangkau Israel dengan sekali tembakan.
Menariknya, drone Mohajer 10 juga mampu melakukan pengintaian di wilayah musuh hingga 15 jam berturut-turut.
Hal ini memungkinkan militer Iran untuk menargetkan area tersembunyi.
Dengan kemampuan tersebut, jet tempur Mohajer-10 menjadi senjata militer impresif yang dimiliki Iran. Mengukur Kekuatan Militer Iran
Iran dikabarkan telah menyiapkan anggaran miliaran untuk militernya. Mengutip data Bank Dunia, anggaran militer Iran dilaporkan mencapai 2,6 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut atau sekitar 6,84 miliar dolar AS atau setara Rp 110,12 triliun (kurs Rp 16.117). Anehnya, Iran berada di peringkat 14. dari 15 negara teratas dengan kekuatan militer tertinggi di dunia.
Iran memenangkan posisi ini karena kekuatan militernya berada pada level 0,2269 yang dianggap “sempurna” oleh Global Fire Power (GFP), meskipun Iran telah menerima sanksi internasional yang berdampak pada pembatasan akses Iran terhadap senjata nuklir berteknologi tinggi. . dan produk militer yang diproduksi di luar negeri.
Namun hal tersebut tidak melemahkan militer Iran yang terus menjadi garda depan dalam pengembangan teknologinya.
Sejauh ini Iran telah berhasil memproduksi rudal dan drone miliknya dalam jumlah besar.
Upaya untuk memprioritaskan produksi pertahanan juga membuat Iran berhasil mengembangkan kendaraan lapis baja dan kapal angkatan lautnya sendiri.
Tidak hanya memproduksi senjata, militer Iran, yang dipandang sebagai salah satu yang paling kuat di Timur Tengah, juga memperluas dan memodernisasi kapal selam yang diproduksi di dalam negeri.
Karena persenjataannya yang luas dan komprehensif, Iran telah menjadi penimbun rudal jelajah, rudal anti-kapal, dan rudal balistik terbesar di Timur Tengah.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)