TRIBUNNEWS.COM – Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengatakan Israel tidak memberikan pemberitahuan terlebih dahulu mengenai operasi militernya di Tepi Barat.
Pentagon mengatakan pihaknya sedang berupaya mendapatkan lebih banyak informasi mengenai hal ini.
Sebelumnya, Otoritas Penyiaran Israel mengatakan bahwa salah satu alasan operasi tentara pendudukan di Tepi Barat bagian utara adalah untuk menggagalkan upaya melakukan operasi infiltrasi berbahaya di salah satu permukiman.
Tentara Israel mengumumkan dimulainya operasi militer di Tepi Barat bagian utara, mencatat bahwa Israel telah membunuh sedikitnya 11 pejuang Palestina di Jenin dan Tubas.
Operasi militer besar-besaran diperkirakan akan dilakukan di kamp-kamp di Tepi Barat bagian utara untuk menangkap orang-orang yang dicari dan menghancurkan infrastruktur di kamp pengungsi Jenin dan Nour al-Shams dekat Tulkarem, serta di kota-kota tetangga Tubas, menurut surat kabar Ibrani Yedioth. Ahronoth.
Surat kabar itu mengatakan operasi itu akan memakan waktu beberapa hari.
Setidaknya dua divisi tentara Israel terlibat dalam operasi tersebut dan sebagian besar pasukan Israel beroperasi di dekat Tulkarem.
Pada Rabu (28/8/2024), tentara Israel secara resmi menyampaikan perintah evakuasi kepada warga kamp Nour Shams di Tulkarem. Israel membunuh komandan batalyon Tulkarem
Tentara Israel mengumumkan terbunuhnya komandan Batalyon Tulkarem Abu Shuja dalam serangan di Nour Shams di Tepi Barat pada Kamis pagi (29 Agustus 2024).
Abu Shuja adalah salah satu pemimpin kelompok perlawanan Palestina yang menjadi sasaran Israel setidaknya selama dua tahun.
Seorang saksi mata mengatakan, Abu Shuja sejak awal bentrok dengan tentara Israel dan berhasil melukai mereka.
Namun seiring berjalannya waktu, tentara Israel melemparkan granat dan menembakkan peluru kaliber 250 ke arahnya, hingga membunuhnya.
Selain itu, empat militan lainnya juga tewas dalam bentrokan itu, lapor Al Jazeera. Jumlah korban di Jalur Gaza
Saat ini Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah lebih dari 40.534 orang dan 93.778 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7 Oktober 2023) hingga Kamis (29 Agustus 2024). dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, dikutip oleh Al Jazeera.
Israel sebelumnya mulai mengebom Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk memerangi pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, masih ada sekitar 109 sandera, baik hidup maupun mati, yang masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Lebih banyak berita tentang konflik Palestina-Israel