Kala SYL Tak Punya Hati: Palak Pegawai Sakit, Vendor Diminta Bayar Rawat Inap Istri padahal Berduka

TRIBUNNEWS.COM – Penganiayaan yang dilakukan Siakhrul Yassin Limpo (SYL) saat menjadi Menteri Pertanian (Mentan) sepertinya tidak sadar akan keadaan.

Caranya, menurut keterangan saksi, ada kalanya SYL menghina Direktur Jenderal Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Noor Alamsia, saat dirinya terserang Covid-19 pada tahun 2021.

Bingung, SYL meminta uang Rp 500 juta kepada Andy.

Informasi tersebut diketahui dalam keterangan Andy karena ia menjadi saksi dalam sidang akhir kasus kepuasan dan pengambilalihan yang digelar pada Rabu (20/5/2024) di Gedung Peradilan Keempat, Jakarta.

Baru-baru ini, dalam persidangan yang digelar Rabu (22/5/2024) lalu, kali ini pengusaha Kementerian Pertanian menyerang SYL.

Direktur CV Maksima Selaras Budi, Fajar Noviansyah, menjadi korban skandal SYL.

Saat Fajar hadir sebagai saksi, ia mengaku meminta uang melalui Isnar Widodo, mantan Kepala Biro Keluarga dan Pertanian Kementerian Pertanian, untuk membiayai jasa istri SYL, Ayun Sri Harahap.

Bahkan, di saat yang sama, Fajar bersedih karena mertuanya meninggal dunia.

Secara singkat berikut keterangan dua orang saksi yang dipukuli SYL di tengah sakit dan duka. Klaim Rp 500 juta jika Anda sakit Covid 

Andi Noor Alamsia, Direktur Jenderal Pertanian Kementerian Pertanian, mengakui SYL meminta dana sebesar Rp500 juta dengan bantuan Ali Jamil, Direktur Jenderal Pembangunan Pertanian dan Perumahan (PSP) Kementerian Pertanian. Panji untuk kebutuhan pribadi dan keluarganya.

Pengakuan ini bermula setelah jaksa menanyakan apakah SYL meminta uang kepada Andy untuk keperluan pribadi atau keluarga.

Ia kemudian mengaku dua kali dimintai uang untuk SYL oleh Ali Jamil alias Panji, Direktur Jenderal Pembangunan Pertanian dan Perumahan (PSP) Kementerian Pertanian.

Bahkan, Andy menyebut permintaan uang tersebut dilakukan saat dirinya masih menderita Covid-19 pada tahun 2021.

“Apakah Anda punya permintaan untuk keluarga Sihrul Yassin Limpo atau Pak Sill sendiri?” tanya jaksa.

“Ada dua kelompok (menuntut uang) ketika saya masih menjabat sebagai Direktur Alsin, dan juga pada tahun 2021, Pak ADC Panji. Ali Jamil menghampiri saya ketika saya (sakit) Covid dan saya meminta sejumlah 450 juta rubel untuk menteri. Semoga berhasil,’ jawab Andy.

Namun Andy mengatakan permintaan tersebut ditolak karena tidak ada perkiraan anggaran untuk pemerintahannya.

Panji kemudian memintanya lagi sebesar Rs 50 lakh untuk membeli iPhone untuk Kementerian Pertanian.

Andy tidak memenuhi permintaan uang tersebut.

Kedua, saat acara, Panji juga meminta uang untuk membeli iPhone 13 atau 14, jadi kami tidak menuruti,” ujarnya. Ibunda meninggal, katanya pembeli menanggung biaya rawat inap istri SYL.

Budi Direktur CV Maksima Selara, Fajar Noviansia mengaku ditipu SYL untuk membiayai biaya rawat inap istrinya, Ayun Sri Harahap.

Pencurian tersebut dilakukan SYL saat Fajar masih berduka atas meninggalnya mertuanya.

SYL, menurut Fajar, membayar biaya nafkah suami sebesar Rp 28,9 juta.

“Benarkah kalau tidak salah ini keterangan saksi untuk membiayai rumah sakit menteri?” tanya jaksa.

– Iya,- jawab Fajar.

“Barang buktinya 28,9 juta rubel,” tanya jaksa.

– Iya,- jawab Fajar.

Melalui Isnar Widodo, Fajar mengirimkan uang tersebut melalui transfer bank karena mertuanya meninggal di Bojonegoro, Jawa Timur.

“Apa maksud pesan Pak Isnar? Apakah saksi datang ke RS Pusat Pertamina?” tanya jaksa.

“Tidak mungkin. Saat itu, almarhum mertua saya sedang berada di Bojonegoro, jadi saya pindah,” kata Fajar.

“Apakah ini berarti ada masalah lain pada kesaksiannya dan kembali ke Pak Isnar?” tanya jaksa.

“Sudah siap,” jawab Fajar.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Cerita kedua menyangkut dugaan korupsi di Kementerian Pertanian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *