TRIBUNNEWS.COM – Weedy dan Mega kembali bersaksi tentang kematian Wina pada tahun 2016.
Kedua rekan Wina itu mengaku menyaksikan momen kematian bocah 16 tahun itu.
Dalam acara tvOneNews yang tayang Senin (12/8/2024), Vidy dan Mega bahkan sampai menitikkan air mata saat mengungkap alasannya berani tampil di depan publik setelah 8 tahun bungkam.
Dalam kesempatan tersebut, Vidy menceritakan momen dirinya mengunjungi RSUD Gunung Jetty (RS), Sirbon.
Saat Widy tiba di rumah sakit, kondisi Wina sudah kritis.
Vidy berkata: “Ketika saya sampai di rumah sakit, saya masuk ke ruang gawat darurat, hanya melihat melalui tirai.
Namun, dia tidak melihat tubuh Aki.
Menurutnya, saat itu jenazah Aki dibawa ke kamar jenazah RS Dermaga Gong.
Saat berada di ruang gawat darurat, Weedy diminta oleh perawat untuk menginstruksikan Veena mengucapkan Syahadat.
Widdy berkata: “Di sana ada perawat laki-laki, ‘Bu, itu siapa? Tolong bantu temanmu melakukannya dengan cepat'”.
“Kondisinya hampir mati. Saya syahadat, Mega juga syahadat, dan langsung (meninggal).”
Weedy dan Mega juga menyaksikan momen meninggalnya Wina.
Ia kemudian bercerita tentang kondisi Wina saat meninggal.
“Seingat saya, saya mimisan,” kata Vidy.
Saat ditanya soal luka di tubuh Veena, Vidi dan Mega mengaku belum mengetahuinya.
Luka akibat sayatan dicatat pada formulir pemeriksaan (BAP).
Meski menyaksikan langsung kematian Veena, Vidy dan Mega tidak pernah diperiksa polisi.
Weedy kemudian menahan air mata ketika ditanya mengapa hal itu muncul delapan tahun setelah kematian Wina.
“Satu-satunya hal yang kami harapkan adalah Wina akan damai di sana,” kata Weedy sambil menangis.
Tak hanya Vidya, Mega pun menitikkan air mata saat mengungkapkan harapannya atas kasus ini.
Ia berharap misteri kematian Vina dan Aki segera terkuak.
“Dia (Vina) tidurnya nyenyak jadi tidak ada yang mengganggunya. Tidurnya sangat nyenyak, tapi banyak kabarnya,” tambah Mega.
“Saya hanya berharap ini berakhir dengan cepat.”
Mega mengaku memang ingin angkat bicara sejak 2016.
Namun, keberaniannya baru muncul setelah kasus Wina dibuka kembali.
“Saya ingin bicara tapi tidak punya keberanian,” kata Mega. Para ahli meragukan penyebab kematian Wina
Sementara psikolog forensik Reza Indragiri mencium ada yang janggal dalam kasus Wina.
Reza mempertanyakan rentang waktu singkat antara panggilan terakhir Wina hingga ditemukannya jenazah bocah 16 tahun pada 2016.
Pernyataan itu disampaikan Reza menyusul keterangan dua rekan Vina, Vidy dan Mega, dalam sidang permohonan PK Saka Tatal, Selasa (30 Juli 2024) lalu.
Dalam keterangannya, Vidy dan Mega mengaku menghubungi Vina beberapa menit sebelum menemukan jenazah di Jembatan Talon, Sirbon.
Kontak terakhir mereka dengan Wina terjadi sekitar pukul 22.05 WIB.
Sementara Soruto, orang yang menemukan jenazah Vina dan Aki, mengaku menemukan jenazah kedua korban pada pukul 22.15 WIB.
Reza dalam siaran resmi iNews, Rabu (7/8/2024) mengatakan, “Betapa kagetnya kami saat ngobrol dengan Widi dan Mega, katanya setelah pukul 22.00 WIB masih ada kontak antara Wina, Widi, dan Mega”.
Reza mengatakan, tidak ada tanda-tanda kesedihan atau ketakutan pada panggilan terakhir Wina.
Bahkan, Veena terlihat sangat bahagia saat menyampaikan kabar tersebut kepada Vidi dan Mega.
“Di media pada momen krusial itu, Widy menggambarkan Wina dalam keadaan gembira. Tidak ada tanda-tanda Lina dalam keadaan ketakutan, teror, dikejar orang, mencari pertolongan, membutuhkan pertolongan. Suasana hatinya sangat bahagia.” “ucap Reza.
“Selain itu, tidak ada komunikasi yang menunjukkan bahwa mereka dalam kesulitan saat itu.”
Karena itu, Reza mempertanyakan singkatnya waktu antara kontak terakhir Wina dengan ditemukannya jenazah yang diperkirakan hanya sekitar 10 menit.
Reza memperkirakan dalam kurun waktu 10 menit, para napi tidak mampu melakukan pembunuhan sehingga terpaksa harus memindahkan jenazah Vina dan Aki.
“Apakah masuk akal jika pelecehan, pemerkosaan massal, pembunuhan massal, dan pemindahan jenazah ke lokasi berbeda terjadi dalam beberapa menit?” Raza menjelaskan.
“Kalau begitu, itu akan memakan waktu sekitar 10 menit.”
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami)