Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sepakat untuk mengirimkan paket senjata lagi untuk pertahanan militer Ukraina. memperkuat medan perang.
Rencana ini diungkapkan langsung oleh Presiden AS Joe Biden pada KTT NATO di Auditorium Mellon, tempat penandatanganan Perjanjian Atlantik Utara pada tahun 1949.
Biden mengatakan perjanjian NATO dalam beberapa bulan mendatang akan mengirimkan puluhan sistem pertahanan udara taktis ke Ukraina.
Dukungan militer tersebut mencakup baterai dan komponen baru untuk sistem rudal Patriot, yang telah diberikan kepada Amerika Serikat, Jerman, Rumania, Belanda, dan mitra lainnya.
Italia akan menambah lebih banyak sistem rudal SAMP-T.
Sementara itu, sekutu lainnya, seperti Kanada, Norwegia, Spanyol, dan Inggris, mengindikasikan akan membantu dengan menyediakan NASAMS, Hawk, IRIS T-SLM, sistem IRIS T-SLS, dan Cheetah.
Amerika Serikat dan sekutu NATO akan memberikan ratusan senjata canggih kepada pasukan Zelenskyy guna memukul mundur Rusia dari wilayah Ukraina.
“Hari ini, saya mengumumkan sumbangan bersejarah peralatan pertahanan udara ke Ukraina,” kata Presiden Joe Biden pada KTT NATO di Washington DC, menurut The Hill.
“Amerika Serikat, bersama Jerman, Belanda, Rumania, dan Italia akan melengkapi Ukraina dengan lima sistem pertahanan strategis tambahan dalam beberapa bulan mendatang,” kata Biden.
Alasan para pemimpin AS dan sekutunya mendukung pengurangan tersebut adalah karena mereka melihat serangan Rusia sebagai perang agresi yang brutal dan ilegal di perbatasan NATO.
Jika Rusia berhasil melakukan serangan, maka Rusia akan menguasai jutaan warga Ukraina dan bahkan mungkin mengundang agresi dari negara saingan lainnya, terutama Tiongkok, seperti dilansir laman Council on Foreign Relations. Zelenskyy meminta dunia untuk menyerang Rusia
Anggota NATO menyerahkan senjata berat setelah Presiden Ukraina Vladimir Zelensky meminta masyarakat dunia untuk bekerja sama melawan Rusia.
Ia meminta negara-negara Barat untuk terus memberikan sumbangan militer karena Ukraina tidak bisa berperang sendirian melawan Moskow.
Selain itu, baru-baru ini Rusia melancarkan serangan yang lebih mematikan di wilayah Ukraina, baru-baru ini sebuah rudal Rusia menghantam rumah sakit utama anak-anak di Kyiv, menewaskan 41 orang.
“Persatuan ini diperlukan karena tidak ada seorang pun yang bisa bertahan dalam perang skala penuh melawan Rusia sendirian,” kata Zelensky kepada majalah online Kazakh Vlast.
Rusia sendiri membantah menyasar warga sipil dan infrastruktur sipil, namun sejak perang dimulai pada Oktober 2022, serangan Rusia tercatat menewaskan ribuan warga sipil Ukraina.
Serangan yang tidak tuntas juga menyebabkan Ukraina kehilangan potensi ekonomi senilai 120 miliar dolar AS hingga akhir tahun 2026.