Dilansir Tribunnews.com Namira Yunia Restanti
TEHERAN TRIBUNNEWS.COM – Dewan Uni Eropa sepakat untuk memperluas sanksi terhadap pemerintah Iran sebagai pembalasan atas serangan pesawat tempur Korps Garda Revolusi Islam Iran ke Israel, menyusul keputusan Amerika Serikat.
Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengumumkan sanksi baru tersebut dalam postingan di situs X pada Senin (22 April 2024).
Borrell mengatakan dalam tweetnya bahwa sanksi tersebut dijatuhkan untuk mencegah Iran terus mengembangkan drone, termasuk aktivitas yang akan mengarah pada penempatan drone atau semua senjata di wilayah Iran dan Rusia. .
“Kami telah mencapai kesepakatan politik untuk memperluas sanksi yang dikenakan terhadap drone dan memperluas sanksi tersebut pada rudal serta kemungkinan mentransfernya ke Rusia,” kata Borrell, menurut Al Arabiya TV.
Impor bahan yang digunakan untuk membuat drone juga akan diperketat. Rencana tersebut juga menyebutkan nama pihak lain yang terlibat dalam program drone Iran melalui larangan perjalanan dan pembekuan aset.
Para menteri luar negeri Eropa juga mengatakan mereka akan meningkatkan upaya untuk menambahkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) ke dalam daftar organisasi teroris UE.
Sanksi tersebut secara resmi diadopsi setelah UE mulai bekerja sama dengannya sebagai pembalasan atas pasukan khusus Iran yang menembakkan 300 rudal ke Israel.
Hal ini mengakibatkan ledakan di beberapa wilayah yang diduduki Israel dan dugaan penghancuran pangkalan udara terpenting Israel di Negev.
Itu sebabnya Uni Eropa, sekutu dekat Israel, merespons dengan menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Situs web Dewan UE melaporkan bahwa sanksi tersebut akan diterapkan tahun depan dan berlaku hingga 13 April 2025. UE mengikuti langkah-langkah AS
Sebelum Dewan Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran, pemerintah AS telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran setelah pasukan Iran membombardir wilayah udara Israel dengan ratusan rudal dan drone.
Menteri Keuangan AS Yellen menekankan bahwa AS akan berupaya menjatuhkan sanksi terhadap Iran dalam waktu dekat, yaitu untuk mencegah Iran mengekspor minyak mentah ke pasar dunia.
Amerika Serikat berharap untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran yang akan memperburuk perekonomian negara tersebut dan mempersulit ibu kota Teheran, untuk berhenti mendukung Korps Garda Revolusi Islam, yang dianggap Amerika Serikat sebagai teroris.
Selain sanksi tersebut, Washington berencana menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari 600 individu dan entitas yang terkait dengan terorisme, pendanaan teroris, dan bentuk pelanggaran hak asasi manusia berat lainnya, serta dukungan terhadap kelompok teroris. Iran mengecam sanksi Uni Eropa sebagai tindakan yang tidak berarti
Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amirabdullahian angkat bicara secara terbuka menanggapi banyaknya sanksi yang dijatuhkan sekutu Israel. Dia menyatakan penyesalannya atas sanksi yang dijatuhkan UE terhadap Iran.
Dia meminta UE untuk menyelidiki apa yang terjadi dan menjatuhkan sanksi terhadap Israel.
“Sangat mengecewakan bahwa UE memutuskan untuk menjatuhkan sanksi yang lebih tidak masuk akal terhadap Iran hanya karena Iran menggunakan haknya untuk melawan agresi Israel,” kata Amirabdorahian.