Kemenperin Pertanyakan Transparansi Isi Kontainer Numpuk, Bea Cukai: Belum Jelas? Tanya Lagi!

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan meminta Kementerian Perdagangan (Kemenperin) kembali menanyakan apakah ada yang kurang jelas terkait informasi isi 26.415 kontainer yang ditumpuk. sampai di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

Menurut Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Pelayanan Bea dan Cukai Nirwala Dwi Heriyanto, komunikasi pihaknya kepada Kementerian Perindustrian sudah terjawab dengan baik.

Jika dirasa kurang jelas, jelasnya, Kementerian Perekonomian diminta bertanya kembali, dan menunjukkan di mana letak kerancuannya.

“Kalau kurang jelas, tanya lagi,” kata Nirwala kepada wartawan di Cikarang, dikutip Rabu (8/7/2024).

“Kita tidak tahu harus bertanya apa, apa yang belum jelas, apa yang belum ditanyakan. Kalau ada yang kurang jelas, tanyakan lagi,” sambungnya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menyebut Menteri Keuangan (Menkeu) belum terbuka soal isi 26.415 kontainer yang dikumpulkan di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak lalu dikeluarkan dari pelabuhan pada Mei 2024.

Kementerian Perdagangan dan Perindustrian sendiri membutuhkan informasi data yang detail untuk memitigasi dampak keluarnya seluruh peti kemas yang macet tersebut terhadap industri.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menyatakan, Menperin telah menerima surat balasan Menteri Keuangan yang disampaikan dan ditandatangani oleh Direktur Bea dan Cukai.

Surat Dirjen Bea dan Cukai diterima pada 2 Agustus 2024, dua minggu setelah surat ditandatangani pada 17 Juli 2024, kata Febri dalam keterangannya di Jakarta, Senin (08/05/2024).

Sayangnya, kata Febri, data yang disampaikan dalam surat tersebut belum bisa digunakan untuk memitigasi dampak pelepasan puluhan ribu kontainer tersebut terhadap industri karena terlalu makro, tidak detail, dan hanya parsial.

– Kesannya ada informasi isi puluhan ribu kontainer yang disembunyikan, ujarnya.

Kementerian Perdagangan dan Perindustrian hingga saat ini belum mampu merumuskan pedoman atau langkah proaktif untuk mengeluarkan isi peti kemas tersebut dari pelabuhan.

Bahkan, kinerja industri manufaktur dalam negeri pada Juli 2024 mengalami penurunan berdasarkan IKI (Industrial Confidence Index) dan penurunan berdasarkan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Global S&P.

Menteri BUMN telah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan pada 27 Juni 2024 perihal permintaan informasi isi 26.415 kontainer yang tertahan di pelabuhan.

Dalam surat balasannya, Direktur Bea dan Cukai memaparkan informasi isi 26.415 kontainer yang dikelompokkan berdasarkan Board Economic Category (BEC).

Bahan baku dan bahan penolong berjumlah 21.166 kontainer (80,13 persen), barang konsumsi sebanyak 3.356 kontainer (12,7 persen), dan barang modal sebanyak 1.893 kontainer (7,17 persen).

Informasi lebih rinci mengenai 10 jenis produk/kontainer teratas dari masing-masing grup juga tersedia dalam dokumen terlampir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *