TRIBUNNEWS.COM – Lee Ji Jia dari Malaysia berhasil merebut medali perunggu bulu tangkis putra Olimpiade Paris 2024, Senin (8 Mei 2024).
Li Zi Jia memenangkan medali perunggu di Olimpiade Paris pada tahun 2092, mengalahkan Lakshya Senator India.
Li Ji Jia mengalahkan Lakshya Sen 13-21, 21-16, 21-11 pada rubber match di Porte de La Chapelle Arena.
Sempat tertinggal di game pertama, Li Ji Jia bangkit dan akhirnya mengakhiri pertandingan dengan kemenangan.
Dengan kemenangan Lee Zi Jia, Malaysia meraih dua medali bulutangkis.
Ganda putra Aaron Chia/Soh Wui Yik pun meraih perunggu unggul atas Li Zii Jia.
Penampilan Gregoria Mariska di tunggal putri lebih baik dibandingkan Indonesia yang hanya berhasil meraih satu medali perunggu. Li Ji Jia dari Malaysia kembali ke Ricky Tan dari Australia selama pertandingan tunggal mereka di final Kejuaraan Dunia Bulutangkis Piala Sudirman 2023 pada 14 Mei 2023 di Suzhou, provinsi Jiangsu, Tiongkok timur. Pada Senin (8 Mei 2024), Lee Ji-Jia dinobatkan sebagai wakil Malaysia di Olimpiade 2024 di Paris. (STR/AFP)
Di sisi lain, Lakshya Sen tidak bisa membuat sejarah untuk dirinya sendiri maupun untuk India.
Jika menang, Lakshya Sen akan menjadi pemain putra India pertama yang meraih medali Olimpiade.
Sayangnya, Lakshya Sen tidak bisa hadir.
Dilanjutkan dengan perebutan medali emas terakhir antara Viktor Axelsen (Denmark) dan Kunlavut Witidsarn (Thailand). Kemajuan pertandingan
Di awal game pertama, aksi Li Zijia penuh dengan kesalahan.
Beberapa kali tembakannya terlalu berat dan keluar lapangan.
Tak hanya itu, penguasaan bola Li Zijia juga kurang teliti.
Hal ini memungkinkan Lakshya Sen mencetak gol secara gratis.
Meski lebih baik dalam bertahan, Li Zi Jia harus merelakan keunggulan 5-11 dari Lakshya Sen saat jeda game pertama.
Li Ji Jia tertinggal enam poin dan semakin mendapat tekanan.
Lakshya Sen pun berhasil melancarkan serangannya.
Sebaliknya, Lakshya Sen yang lebih agresif mampu mencetak gol melalui tembakan kerasnya.
Kebangkitan Li Zijia mulai terlihat pada usia 7-13 tahun.
Li Zijia yang memanfaatkan bola secara rasional mengarahkan tembakannya ke lapangan kosong lawan dan tidak menyia-nyiakan momen.
Permainan meningkat ke titik kritis.
Pada akhirnya, Li Zi Jia kalah dari Lakshya Sen 13-21 di laga pertama.
Di set kedua pun dominasi masih berada di pihak Lakshya Sen.
Kesalahan yang tidak pernah dihapuskan itu menjadi bumerang bagi Li Zi Jia.
Sebaliknya, Li Zijia kurang menunjukkan kesabaran dan tampak terburu-buru menyerang.
Bahkan, Lakshya Sen berhasil mencetak enam poin berturut-turut.
Li Zijia tertinggal 1-7.
Ada kejutan ketika Li Zi Jia menyamai bahkan melampaui poin Lakshya Sen menjadi 11-8 saat jeda game kedua.
Situasi tersebut langsung membuat penonton riuh.
Di titik kritis, Lakshya Sen terjatuh saat hendak mengembalikan bola ke Lakshya Sen.
Sayangnya sikunya tergores dan mengeluarkan darah sehingga ia segera mendapat pertolongan medis.
Meski mampu melanjutkan pertandingan, namun kondisi tersebut sepertinya sedikit mempengaruhi permainannya.
Li Ji Jia memenangi laga kedua dengan skor 21-16.
Li Zijia melanjutkan momentum positifnya di set ketiga.
Bermain semakin agresif, Li Ji Jia meraih poin demi poin.
Setelah unggul 11-5 saat jeda game ketiga, Li Zijia menutup laga dengan kemenangan 21-11.
(Tribunnews.com/Isnaini)