TRIBUNNEWS. pembangunan,” ujar Profesor Dr. Wilson Rajagguk, MSc, Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Ekonomi Regional, Program Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada acara pengukuhan pada tanggal 2 Agustus 2024 di Auditorium Gra William Soyerajaya, UKI Cawang akan dilaksanakan di kampus.
“Bagaimana kita bisa mengubah manusia menjadi mesin pertumbuhan dengan hasil optimal?” “Menghasilkan masyarakat yang terdidik secara optimal, berdaya dan berkembang secara optimal, dengan upah dan kesempatan yang optimal,” jelas Profesor Wilson saat membacakan makalah penelitiannya yang bertajuk “The Last Resort”.
Saat ini Pemerintah Republik Indonesia bertekad merumuskan kebijakan pembangunan kependudukan sebagai sumber daya utama. Pertumbuhan ekonomi jangka panjang harus menjadi perhatian serius bagi masa depan Indonesia di Indonesia Emas 2045 dan seterusnya.
“Sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045, pada tahun 2045 kita harus menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia. Hal ini merupakan suatu hal yang aspiratif karena Indonesia saat ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di dunia,” tambah profesor tersebut. Wilson.
Menurutnya, masyarakat bisa mendorong perempuan untuk memiliki anak yang seimbang. Masyarakat perlu berkembang, perempuan bisa mendapatkan pekerjaan lebih mudah setelah melahirkan.
“Jika masyarakat belajar memanfaatkan peluang baru yang ditawarkan dengan meningkatnya kepadatan penduduk, ini akan menjadi dasar perbaikan berkelanjutan,” katanya.
Revolusi demografi
Prof. Wilson berpendapat bahwa revolusi demografi adalah revolusi pengelolaan kependudukan melalui pengelolaan dinamika kependudukan. Kebijakan publik harus bersifat dinamis.
“Beberapa suku dan bahasa terancam punah di Indonesia. Demi pembangunan dan stabilitas perekonomian Indonesia, kebijakan kependudukan tertinggal harus segera diatasi dan kebijakan untuk mengatasinya perlu segera dilaksanakan.” Ada kebutuhan di sini. Kebijakan untuk menyeimbangkan tingkat pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan tingkat kesejahteraan nasional, etnis dan regional,” kata Profesor Wilson.
“Pertumbuhan pendapatan bukan hanya tentang pendapatan.” Pembangunan harus mencakup pemberantasan kemiskinan, pengurangan gizi buruk, dan peningkatan angka harapan hidup,” tambahnya.
“Sanitasi, air minum bersih, dan akses terhadap layanan kesehatan sama pentingnya dengan fokus pada penurunan angka kematian bayi, anak, dan ibu. Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan pelatihan, serta pemahaman kesetaraan gender,” tutupnya.
Pengukuhan sebagai guru besar
Upacara pengukuhan Prof. Wilson Rajukkuk dibantu oleh Preeta Ekasari, ST, MMSI, Ketua Kelompok Sumber Daya Pendidikan, LLDikti Wilayah III.
Dalam sambutannya, Pritha Ekasari mengucapkan selamat kepada civitas universitas UKI. LLDikti Wilayah III berkomitmen untuk meningkatkan jumlah guru di perguruan tinggi. “Guru dapat menjadi motor penggerak penelitian dan pengembangan serta berkontribusi terhadap pendidikan,” kata Preeta Ekasari.
Rektor UKI, Prof. Dr.Daniswara K. Menurut Harjono, SH, MH, MBA, guru memegang peranan penting dalam mewujudkan tiga dharma perguruan tinggi bagi akademisi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Indonesia membutuhkan guru besar agar perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang unggul.” Kami berharap pemerintah Indonesia mendukung dan memperhatikan kemajuan perguruan tinggi swasta,” kata Profesor Daniswara.