Laporan reporter Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Badan intelijen Barat telah memperingatkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mewaspadai pembalasan Iran terhadap Israel atas pembunuhan Israel terhadap kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh.
Badan intelijen Barat memperkirakan Iran akan menyerang Israel bertepatan dengan hari raya besar Yahudi Tisha B’Av, yang akan berlangsung pada 12 Agustus 2024.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah memerintahkan militer Iran untuk langsung melancarkan serangan mematikan di wilayah Israel untuk membalas kematian Ismail Haniyeh.
“Setelah penderitaan dan tragedi yang terjadi di Republik Islam, adalah tugas kita untuk membalas dendam,” kata Ali Khamenei dalam X.
Badan intelijen Barat memperkirakan Iran akan menyerang Israel bertepatan dengan hari raya besar Yahudi, peringatan Tisha B’Av, yang akan berlangsung pada 12 Agustus 2024.
Tisha B’Av adalah hari berkabung bagi orang-orang Yahudi, yang pada hari peringatannya orang-orang Yahudi akan berduka atas kehancuran kuil pertama dan kedua.
Sementara itu, tiga sumber mengatakan kepada The New York Times bahwa Iran berencana membalas Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Badan intelijen Barat memperkirakan tanggal 12 Agustus, yang bertepatan dengan hari peringatan Tish B’Ava, akan menjadi hari serangan Iran terhadap Israel.
Laporan tersebut mengatakan bahwa orang-orang Yahudi Israel mungkin merasa lebih rentan pada hari itu, dan menambahkan bahwa serangan itu akan menambah penderitaan emosional orang-orang Yahudi.
Selain meningkatkan kengerian dari gambaran kehancuran, penyerangan Iran terhadap Tisha B’Av dipilih karena pada hari itu nampaknya keamanan Israel akan longgar sehingga mengalihkan fokusnya dalam menjaga keamanan di hari Yahudi.
Iran akan melancarkan serangan terhadap Tisha B’Av, dengan harapan serangan pada hari itu akan membawa sesuatu yang luar biasa.
“Meskipun pasukan keamanan sibuk dengan praktik keagamaan atau penyelesaian konflik mereka sendiri, mereka mungkin tidak siap untuk berperang,” kata sumber intelijen Barat seperti dikutip oleh Jerusalem Post.
Hal ini diciptakan oleh para intelektual Barat tanpa alasan, karena pada suatu saat Iran mulai menyerang Israel bertepatan dengan hari raya Yahudi.
Seperti penyerangan yang terjadi pada 7 Oktober yang jatuh pada Simhat Torah dan Shabbat, kemudian Perang Yom Kippur tahun 1973. Para ahli belum mengetahui bahwa Iran akan menyerang Israel.
Bahkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan pasukan khusus Iran untuk menyerang wilayah Israel secara langsung. Namun para ahli mengatakan mereka ragu Iran akan menyerang Israel dengan kekuatan penuh.
Pakar militer Guillaume Ancel menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat Iran serius mempertimbangkan serangan besar-besaran terhadap Israel. Kendaraan militer pasukan pendudukan Israel memblokir jalan selama serangan di Tulkarem di Tepi Barat. Saat menyerang kota-kota Palestina di Tepi Barat, IDF kerap menggunakan buldoser. (caberni)
Salah satunya adalah alasan ekonomi, yang menurutnya serangan dengan ratusan senjata Iran sama saja dengan bunuh diri. Karena para pemimpin Iran menyadari bahwa mereka tidak dapat melindungi Iran dari perang besar Israel.
Oleh karena itu, perang hanya akan menimbulkan permasalahan ekonomi bagi Teheran, mengingat inflasi yang meningkat dan tingkat pengangguran di Iran yang tinggi.