TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Kelompok Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam menyebut Joko Widodo adalah model terbaik pengganti Airlangga Hartarto di kursi Presiden.
Ridwan mengatakan, Joko Widodo adalah kader Golkar sejati sejak UU Baru.
“Saya katakan dari awal, tidak ada polisi yang lebih baik dari Jokowi,” ujarnya saat podcast di kantor Tribun Network, Jakarta, Senin (12/8/2024).
Buktinya, Jokowi sejak 1997 merupakan kader Golkar, di mana Ridwan menjabat sebagai Dirjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada 1990-1995, dan kemudian menjadi Presiden Pertanahan.
Sedangkan HIPMI Solo dipimpin Jokowi, Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Asmindo Solo Raya 1997-2002.
“Waktu itu tidak ada ketua umum asosiasi kalau bukan Golkar. Siapa Ketua Asmindo waktu itu? Itu Bob Hasan, Ketua DPP Golkar,” jelasnya.
Menurut Ridwan, keberhasilan besar diraih Jokowi selama memimpin Golkar.
Tanpa sepengetahuannya, bahkan ketika menjadi Presiden, Jokowi bangkit dari PDIP, namun ia menggunakan nama kabinet pertama 2014-2019, Partai Buruh.
“Yang kerja siapa? Golkar. Enggak semua orang tahu. Saya tahu, saya ketawa, saya dukung Pak Jokowi yang mendatangkan Mas Tjahjo Kumolo, Ketua Pemilu. Saya ditangkap (dipanggil) oleh Tjahjo, saya Presiden Jatim, Kanan?
Pada Pilpres 2014, Golkar mencalonkan pasangan Prabowo-Hatta melawan Jokowi-JK.
“Jadi Pak Jokowi itu Ketua Golkar yang sebenarnya di masa Orde Baru. Jangan tanya Golkar, KTA ini di mana? Bukan dia, sama suaramu, itu suara Golkar. KTA Golkar lima menit lagi, NIK segera berangkat. dalam lima menit,” jelasnya.
Ridwan mengatakan, pengabdian Jokowi kepada negara tidak perlu diragukan lagi.
Golkarnya Jokowi juga dibuktikan dengan terpilihnya Perdana Menteri dari Partai Golkar.
“Pak Airlangga, Pak Luhut, Pak Hadi, prajurit. Arek Singosari. Pak Muhajir, pimpinan Golkar. Ketua Badan Intelijen Golkar Kota Malang. Presiden Pak Saimang,” tutupnya.
Berikut percakapan Direktur Berita Tribune Network Febby Mahendra Putra dan Ridwan Hisjam:
Cak Ridwan, ada siklus yang disebut 20 tahun, Golkar 2024 menang dan menang pemilu, bagaimana dengan ini?
Saya mempunyai buku Perubahan Kedua Paradigma Golkar Partai yang saya umumkan pada 10 November 2019 di Hotel Indonesia Kempinski. Penulisnya adalah Sopo Cak Maksum dari Jawa Pos. Di sana saya bilang Golkar akan menjadi pemenang pemilu pertama 2024 pada tahun 2019 tetapi berbasis 4.0 dan milenial sebagai basisnya.
Semuanya datang, presiden, Tuan. Akbar, ayo, Pak. JK mengirimkan delegasi, lalu Pak. ARB datang, Pak. Airlangga mengirimkan delegasi, juga karena sedang berada di Singapura bersama ibunya.
Semua presiden Pak Novanto pakai video karena saya bilang kita harus bersiap menghadapi 2019 di bulan November. Saya menulis buku prediksi kemenangan Golkar 2024 karena 20 tahun berpolitik, 1945, 2004, 2024.
Sekarang kalau hanya nomor 2 saya masih kecewa, katanya Pak Airlangga baik sekali. Lupakan Airlangga yang tidak berfungsi. Siapa dia? Yang berhasil adalah efek mantel Prabowo-Gibran.
Efek Prabowo-Gibran bukan disebabkan oleh Airlangga, Ketua Partai Golkar. Ini di bawah saya, saya tahu tugasnya, Wakil Legislatif bekerja agar menjadi kelompok yang kooperatif. Siapa yang mengerjakan sesuatu.
Apakah ada hal lain?
Saya sedang berbicara tentang efek mantel dari Prabowo Gibran.
Jadi Anda tidak setuju kalau itu adalah langkah baik yang dilakukan Pak Airlangga?
Tidak, jika Anda ingin kinerja, lihatlah hasil ilmiahnya. Sebelum pemilu, jumlahnya 8 persen, 9 persen pemimpin. Itu saja.
Bagaimana jika kinerja Pak Airlangga di pemerintahan juga dipuji banyak orang?
Ketika terpilih, belum setahun kemudian, saya umumkan Airlangga harus memilih tetap menjadi Presiden atau mundur sebagai presiden. Dan itu dilakukan oleh Akbar Tanjung pada tahun 98, Perdana Menteri mengundurkan diri, kira-kira.
Mundur, ia menjadi Presiden Golkar agar bisa konsentrasi. Dia harus melakukan itu juga. Dua-duanya tidak bisa, sekarang bagaimana bisa menjaga Gubernur masa transisi, hanya ada 3 bulan, yang dikatakan masyarakat Surabaya adalah informasi palsu.
Jika mengingat kembali setahun yang lalu, sulit untuk terkena informasi palsu. Jadi saya pribadi tidak ada masalah dengan Pak Airlangga. Saya tim Pak Airlangga.
Dari dulu saya ketua Ikatan Insinyur Indonesia Jawa Timur, Pak Airlangga ketua yayasan insinyur.
Apakah masyarakat mengira bapak ini dendam karena diminta mundur saat munas kemarin?
Airlangga tak boleh mengundurkan diri saat berkata, Saya bangga dengan Patih Gajah Mada. Saya dipanggil Patih Gajah Mada, saya peluk terus, Mas. Maksud saya sudah saatnya saya mengundurkan diri, maksudnya pada saat itu masyarakat harus tahu prosesnya.
Jangan pergi ke kepala, kembali dan pergi. Itu buktinya sudah beberapa hari ini menjadi pemberitaan. Karena kaget saat mengatakan bulan Desember, Ridwan mengatakan Munas akan segera datang, bulan Desember.
Sampai banyak orang yang memegang video ini, pada Musyawarah Nasional bulan Desember, kami mengira ini adalah Presiden Partai, mengapa mereka begitu kaya membicarakannya. Keesokan harinya dia disuruh mundur.
Cak Ridwan, banyak pertanyaannya. Sebelumnya sempat diputar video Pak LBP, disertai ucapan Pak Ical. Saya mengerti ketika mereka tidak melakukannya, jangan lakukan itu, Pak. Munaslub, percayalah pada Airlangga. Itu apa pak, kenapa bisa terjadi setelah beberapa hari kemudian Pak Airlangga mengundurkan diri?
Tn. Luhut, mungkin itu malam acara OPO, atau dia melindungi diri dan syuting keesokan harinya? Saya baca Abu Rizal Bakrie mengirimi saya video pertama dari Eropa, saya kirim Pak Ical.
Lalu dia, Bang Luhut, mencabut ini, saya kaget. Tn. Luhut langsung malam tanpa WA.
Begitu, apa yang harus kukatakan?
Saya bilang pada Pak. Luhut berantakan, Airlangga berantakan, Luhut kaget. Saya menelepon pada hari Jumat jam 2 siang. Saya telpon, wah dia sudah pindah jadi asisten Kodam V Brawijaya.
Nah, itu Raise’ Ridwan Guyu-guy Pak Luhut, Pak Jenderal, pidato siapa yang menyebabkan kekerasan itu Airlangga yang mengumumkan dan semua orang di DPD-DPD diminta mengumumkan dukungannya menghadirkan 3 musim kepadanya. Pada akhirnya diumumkan organisasi pembentuk kelompok, Soksi, MKGR, Kosgoro, AMPI.
Ini adalah satu-satunya Majelis Nasional pada bulan Desember, yang mulai bekerja pada bulan Juni, 6 bulan setelah pemimpin menyalahgunakan kekuasaan, mencuri inisiatif, yang tidak diperbolehkan. Kalau beliau mau memberi dukungan nanti tentu saja saat Musyawarah Nasional akan dilaksanakan. Datang dulu Rapatnya untuk menentukan tanggal yang mana, 5 Desember, 7 Desember atau November, lalu sebutkan siapa yang mau maju, silakan.
Itulah yang disebut dengan partai modern. Partai demokrasi tidak bisa menjalankan kekuasaan. Begitulah kita dulu mengubah Golkar, sehingga kita menjadi model Golkar yang baru dan dipercaya masyarakat, kalaupun kita ubah lagi, bisa menghancurkan Partai Golkar.
Lalu setelah Cak Ridwan berkata kepada Pak Luhut, bagaimana jawaban Pak Luhut?
Saya langsung menyalahkan Airlangga atas apa yang Pak. Kapal sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan Luhut, dan diperkirakan tiba pada 8 Februari 09:00. Saat itu saya sedang mengadakan pertemuan di Malang. Saya anggota Lemhanas KS-114 2006. Saat semua berkumpul, Letjen. Suryo Prabowo yang paling pintar di sekolah dan yang paling pintar, saya Tuku Bawang. Menurut perwakilan pengusaha saat itu, pertemuan tersebut dihadiri hampir 50 orang. Semua 30 orang dari Jakarta naik kereta.
Cak Ridwan, menurut Cak Ridwan, Golkar ke depan akan memimpin siapa?
Saya sudah katakan sejak awal, tidak ada prajurit yang lebih baik dari Jokowi.
Bukan Kader Golkar? Apa tesnya?
Buktinya, Jokowi sejak 97 menjadi kader Golkar Orde Baru. Saat itu saya menjabat Ketua HIPMI tahun 1990-1995 yang saat itu menjabat Direktur Pemasaran. Jokowi adalah HIPMI di Solo, Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Asmindo Solo Raya 1997-2002. Tidak ada pemimpin organisasi saat itu selain Golkar.
Siapa Presiden Asmindo saat itu? Bob Hasan, merupakan Ketua DPP Golkar. Tidak mungkin saya menjadi Ketua HIPMI karena Bambang Sugama Golkar Zaman.
Jadi cocok, kan?
Loh mencalonkan diri sebagai walikota pada tahun 2005. Saya tanya sekarang kalau saya telepon segera karena dia perdana menteri, apakah surat persetujuannya bisa sampai ke Golkar?
Di sana saya diantar Kusraharjo, Presiden Golkar Solo, Jokowi ke tempat itu. Belum di PDIP. Cuma dari Golkar karena saat itu sedang menyiapkan calon Sekda lagi, Pak Jokowi pindah lagi ke Pak Amien Rais.
Terakhir, Anda bisa mendapatkan PDIP dengan syarat harus menjadi Agen Rudy FX. Akhirnya PDIP terpilih. Kalau dia kader PDIP tidak diurus, kenapa harus lihat sama sekali, langsung saja ke dia ya?
Bagaimana dengan prajurit PDIP, Pak. Fx Rudy?
Fx Rudy telah menjadi Presiden sejak awal, dia adalah seorang pengusaha, pemain bebas. Tapi kader Golkar. Semakin banyak bukti bahwa ia menjadi Presiden Republik pada 2014-2019. Nama Tuan. Yang dimaksud dengan kabinet Jokowi, bukanlah Kabinet Tinggi Indonesia, melainkan Kementerian Tenaga Kerja.
Siapa yang bekerja? Golkar. Tidak semua orang tahu. Saya tahu saya tertawa, saya dukung Pak Jokowi yang memimpin Mas Tjahjo Kumolo, Presiden Pemilu, saya bangga dengan Tjahjo, saya Presiden Jawa Timur, dia Ketua Umum KNPI Pusat, ‘Ayo kita lakukan di Pak Jokowi’.
Maklum, waktu itu Prabowo-Hatta sedang kita kerjakan, saat muncul Jokowi dan Pak JK, begitulah ceritanya. Jadi Pak Jokowi adalah Badan Golkar Kanan Baru yang sebenarnya. Jangan tanya Golkar, KTA ini dimana? Bukan, itu sama dengan suara Anda, itu suara Golkar.
KTA maksudnya kalau mau jadi legislator kasih KTA, kalau mau pemimpin kasih KTA. Bikin KTA di Golkar lima menit, langsung keluarkan NIK lima menit.
Jika Anda menjadi Presiden, Anda belum pernah menjadi pemimpin CPD. Ya, apakah Golkar juga bisa menggantikan AD/ART?
UU MD3 bisa diubah, kemungkinan UU MD3 bisa keluar pada 15 Agustus, kalau itu dipakai masyarakat akan kaget. Perubahan kebijakan khususnya SDM/ART. Saya memimpin Musyawarah Nasional Bali tahun 2004, ketika Pak JK terpilih. Parah sekali, pimpinan Munas 2004 hanya 5 orang, 4 orang meninggal, hanya saya yang tersisa hari ini.
Pak JK tidak lolos pembuktiannya, Akbar Tanjung lolos. Ridwan Pak JK adalah Sekjen Golkar, Sekjen 1971 yang seluruhnya Golkar. Ketika Tuan. JK Ketua Golkar, Kapan Belum Jadi Pemimpin Golkar? Sekretariat Golkar ya.
Sekretaris Golkar Jokowi, Presiden Jenderal Aspindo. Pak JK, Ketua HIMPI Sulsel, Ketua Kadin Sulsel, Pak ARB, beliau adalah Ketua Kadin Golkar. Tidak, akses adalah hak milik General Manager.
Jadi kalau Pak Jokowi jadi Presiden tidak sulit?
Jangan khawatir soal Golkar. Golkar merupakan partai terbuka (TBK). Siapapun yang memegang hak PDLT harus berbuat baik. Siapa yang tak menyebut prestasi Jokowi, Wali Kota Solo 2 periode, Gubernur, Sukses menjadi Presiden 2 periode. Semangatnya terhadap negara tidak perlu diragukan lagi.
Loyalitas ke Perdana Menteri Pak Jokowi semuanya Golkar. Pak Airlangga, Pak Luhut, Pak Hadi, TNI Angkatan Darat. Arek Singosari. Muhajir, Pengurus Golkar. Ketua Dewan Intelektual Golkar Kota Malang Ketua Bpk. Saimang.
Orang-orang bingung. Makanya jangan lihat orang itu sekarang, lihatlah sejarahnya. Sopo Muhajir itu seperti kakak kelasku, dia tinggal di Malang, aku tinggal di ITS, sedangkan aku tinggal di IKIP Malang, akulah dia. Tapi dia 3 tahun lebih tua dariku.
Saya Pimpinan Orde Baru Jawa Timur, Beliau Pimpinan Golkar Kota Malang.
Lantas, kalau Pak Jokowi jadi Perdana Menteri Golkar, apakah itu menguntungkan Golkar atau apa keuntungannya?
Menguntungkan Penyajian yang jelas. Saya tinggal di pesisir pantai, semua pekerjaan pak jokowi. Yang disebut infrastruktur.
Jangan biarkan ini terlihat, Pak Jokowi. Apa gunanya? Pekerjaan?
Dia sudah tua, 70 tahun? Jika Anda percaya padanya, Anda bisa menjaganya. Saya tidak punya linknya, kalau ada linknya mending mencalonkan diri lagi, jadi anggota DPR. Sudah 5 kali bisa diekspor seperti Pak Harto. aku tidak akan pergi.
Saya sangat bangga dengan Partai Golkar. Bang Akbar yang tepat bagi saya adalah Ridwan yang membela Golkar model baru. Anda adalah bagian dari proses ini Legenda Golkar Jawa Timur.
Apakah tahun 2000 yang terbakar? Jawa Timur. Kami kader Jatim. Nah, Apa Saja Ini Jawa Timur Siapa Ridwan?
Namun mampukah Pak Jokowi mencapai tugas tersebut, apalagi jika Golkar baru sudah bebas, modern, dan terbuka?
Ya, tentu saja, bukan? Kita sudah buktikan ke Pak Jokowi, Golkaran tidak perlu diragukan lagi. Menko Golkar sudah mengerahkan segalanya, tapi uang tidak jadi masalah.
Orang tidak tahu. Jadi saya tidak meragukan kepemimpinan Golkar Pak Jokowi. Golkar, ajarannya dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah. Seluruh mahasiswa Golkar harus menjalankan tugasnya secara profesional. Selamat datang para jurnalis, jadilah jurnalis profesional.
Gatra Praja menjadi Gatra, benteng pemerintahan. Kalau tidak tahu, kalau jadi presiden, ikut politik saja. Jadi saya bingung, Golkar dukung pemerintah. Semasa Gus Dur jadi presiden, meski kita ribut, Golkar masuk dan mendukungnya. Nyonya. Mega Kita datang, dukung.
Pak SBY, listrik itu Golkar, tentara. Pak Jokowi, masuklah. Golkar tidak harus partai oposisi, tidak apa-apa. Karena itu bukan doktrin. Tidak ada cerita. Kalau Golkar jadi lawan, harus belajar Golkar lagi, artinya tidak lolos.
Cak Ridwan, apakah ada masalah eksternal yang Pak. Airlangga tidak berhenti karena perasaannya? Namun karena tekanan yang luar biasa dari dalam dan luar, banyak orang dilaporkan dipenjara dengan berbagai tuduhan. Menurut Pak Ridwan, apakah permasalahan ini wajar atau tidak?
Jadi, bagi saya, saya tidak memasukkan masalah ini ke dalam pendapat saya. Mengapa? Saya pernah bertemu dengannya saat Akbar Tanjung. Setiap Presiden Partai Golkar harusnya terpengaruh olehnya.
Kalau mau jadi Ketua Umum ojo wani-wani, ojo wedi-wedi. Kalau soal suatu sebab, mengingat politiknya, yang disebut Golkar, sebuah gagasan baru, yakni perempuan menjadi Presiden.
Nah, saya lihat Pak Airlangga tidak punya keberanian, apa katanya perlu waktu untuk berubah? Ingin melanjutkan pekerjaan kemarin. Jadi itulah alasannya. Itu sebabnya saya katakan bahwa sampai para pemimpin CPD mengatakan bahwa ini adalah waktu untuk segera melakukan perubahan, kita harus terbuka terhadap masyarakat.
Nah, saya salah satu kader Golkar yang harusnya terbuka kepada rakyat karena saya tidak ingin masyarakat percaya pada Golkar di masa reformasi hingga pecah. Kenapa mereka berharap Golkar berubah, kenapa mau melakukan itu untuk mengembalikannya, ojo itu abal-abal, harus terbuka.
Sebagai pemimpin senior, Cak Ridwan melihat nasib negara ini lima tahun ke depan dengan pemerintahan baru?
Ya, saya masih punya harapan karena Pak Prabowo menjanjikan stabilitas. Jadi itu tidak berubah. Ya walaupun kita belum punya nama GBN lagi. Nah, kelemahan kita karena perubahan ini adalah tidak ada GBN, jadi Gus Dur maunya apa, Bu Mega maunya Pak. SBY seenaknya saja, padahal ada RPJP. Tapi memang seperti itu.
Dulu MPR punya GBHN begitu terpilih, maka MPR membentuk kelompok ad-hoc, keliling Indonesia, anggota MPR mendengarkan keinginan semua orang untuk melakukan pembahasan GBHN. Setelah berdiskusi, umumkan siapa yang dapat melakukan ini. Jadi kepemimpinan Presiden bukan untuk rakyat, itu tidak benar.
Nah makanya dengan perpanjangan ini Insya Allah waktu Pak Jokowi satu kali, dua kali, baru ketiga kalinya Pak Jokowi ganti pemain, tapi konsepnya sama pemainnya? Prabowo-Gibran.
Makanya saya juga ambil salam dari Pak Jokowi atas pernyataan kita, yang pernyataan kita belum tentu Pak Jokowi, bisa jadi Prabowo Gibran, maksudnya apa? Keberlanjutan.
Cak Ridwan, ini pertanyaan terakhir. Sekarang kita ingin pilkada serentak ya? Kini terjadi analisis, taktik dan strategi kota kosong tersebut. Ya, bagaimana menurut Cak Ridwan?
Tidak bagus. Mengapa? Kalau kuat bisa menciptakan kotak kosong agar kita bangga negara ini demokrasi, ciptakan kompetisi.
Ya, di era UU Baru, tiga calon gubernur dan tiga calon gubernur dipilih DPR. Keduanya membiarkan pemain. Tidak ada kotak kosong kan? Tidak baik menjadi bebas. Negara kami adalah negara demokrasi, jadi silakan gunakan kebebasan Anda.
Jadi membuangnya karena berapa banyak? 20 persen, kan? Ya, 20 persen untuk apa? Buatlah lima kandidat. Itu kandidat yang bagus. Oh, aku sudah unggul dua kali, palsu. Kemenangan pasti karena Karwo punya uang Pak. Imam, ya, Pak. Imam.
Saya palsu. Pak Imam memukul kotak yang kosong. Saya siap menjadi calon gubernur palsu. Ada dua periode di Jawa Timur. (Jaringan Tribun / Reynas Abdila)