Laporan dari reporter Tribunnews.com Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, BALI – Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda meminta polisi membubarkan massa yang berunjuk rasa menolak Kongres PKB di halaman Kongres Bali di Bali Convention Center, Nusa Dua.
Ia pun meminta polisi mengusut para intelektual yang terlibat dalam pengorganisasian massa.
“Kami meminta pihak kepolisian, Pak Kapolda, untuk melaporkan langsung kepada Kapolri karena berencana membuat kekacauan di negeri Bali yang kita cintai ini, kami mohon agar tindakan ini dihentikan secepatnya,” ujarnya. . . Huda kepada pers, Sabtu (24/8/2024).
Huda pun meminta polisi mengusut tuntas siapa penggagas aksi demonstrasi tersebut.
“Soal siapa yang dikumpulkan, keterangan siapa dan lain-lain, kami minta polisi mengusutnya karena ini akan menjadi pembelajaran penting di pengadilan tinggi Partai PKB dan ada tanda-tanda akan turun tangan bahkan menimbulkan kericuhan. aktor yang bijaksana untuk memeriksa sampai akhir,” katanya.
Di sisi lain, Huda menegaskan sejumlah pengunjuk rasa bukanlah pengurus atau pengurus partai.
“Karena mengganggu ketertiban umum membuat masyarakat Bali resah dan sekaligus kami tegaskan tidak semuanya kader PKB dan bukan pengurus PKB, tidak masalah sama sekali kalau mereka anggota Kongres,” ujarnya.
“Semuanya bukan anggota PKB, bukan pengurus PKB, bukan peserta konferensi. Karena yang ada di konferensi ini hanya anggota muktamirin, dan apa yang disampaikan Pak Zainul di daerah sudah , kita juga harus.” meminta agar aksinya dihentikan, terima kasih,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Huda juga meminta polisi mengusut siapa saja aktor cerdas yang mengumpulkan massa.
“Ini rapat tertinggi PKB dan ada tanda-tanda gangguan bahkan kemungkinan menimbulkan keonaran dalam acara inti. Oleh karena itu, kami mohon pengusutan menyeluruh terhadap pelaku dilakukan dengan akal sehat,” ujarnya.
Diketahui, dilansir Bali Tribune, beberapa jam menjelang pembukaan Konvensi VI PKB di Nusa Dua, Badung, Bali, ratusan pendukung anti Kongres berkumpul di depan Lapangan Lagoon, Sabtu 24 Agustus 2024.
Mengenakan kaos berlogo PKB dan membawa banyak bendera penolakan acara Muktamar dan meminta Muhaimin Iskandar mundur sebagai Ketua PKB, ia mencoba memasuki Kawasan Wisata Nusa Dua, Badung, Bali.
Namun anggota Polda Bali tidak diperkenankan masuk ke tempat pelaksanaan Rapat VI PKB tersebut.
Saat ratusan pendukung PBNU berdemonstrasi menuntut masuk kawasan wisata Nusa Dua dan menuntut pembubaran Kongres.
Bahkan, aksi mulai memanas karena massa simpatisan mulai membakar bendera.
Salah satu pendukung NU, Arwan, menduga massa juga berasal dari Jawa dan Bali.
“Teman-teman di sini banyak juga dari Jawa dan Bali. Kami peduli dengan nasib kyai dan Kongres harus dibubarkan agar PKB bisa kembali bermartabat seperti pendirinya,” kata Arwan.
Dia menyampaikan poin utama tentang perlunya membubarkan Kongres dan memecat Muhaimin.
“Menurut kami, dia mengkhianati perintah para pendirinya. Turunkan Muhammad,” ujarnya.
Salah satu simpatisan Lebor Nugroho Adriansyah mengatakan, PKB adalah semangat NU. Kita kini melihat Muhaimin sudah menyimpang dari jalur semangat PKB itu sendiri.
“Pendiri PKB adalah orang-orang NU, umumnya ada ormas dan ormas-ormas yang berbeda-beda, namun Muhaimin lupa bahwa jiwa PKB adalah orang-orang NU,” ujarnya dengan suara tegas.
Ia juga mengatakan, Muhaimin Iskandar membekukan setiap kyai dari Universitas Nasional Irlandia.
Jadi tuntutan utama kami adalah membubarkan Kongres dan mencopot Muhaimin sebagai Ketum PKB, ujarnya.
Aksi simpati ini semakin parah ketika banyak pendukungnya yang masuk ke bahu jalan namun dihentikan oleh anggota polisi.