Susno Sebut Ada Pengacara Negeri ‘Konoha’ Membabi Buta Bela Polisi di Kasus Vina: Ditunjuknya Kapan?

TRIBUNNEWS.COM – Mantan Direktur Reserse Kriminal Susno Duadji mengisyaratkan ada pengacara yang membabi buta melindungi polisi dalam kasus kematian Vina Cirebon.

Bahkan hingga saat ini, dia sama sekali belum diangkat menjadi jaksa polisi.

Hal itu diungkapkan Susno saat wawancara dengan Kompas TV, Minggu (8 April 2024).

Jaksa disebut kerap berkoar-koar atas perlindungan yang diberikan polisi yang sebelumnya angkat bicara soal kasus tersebut hingga kini.

Delapan orang yang diduga tidak tahu apa-apa tentang kejadian ini dinyatakan bersalah, dan saat ini hanya satu orang yang dibebaskan, sedangkan tujuh sisanya telah dijatuhi hukuman penjara.

Seosno kemudian menyindir para pengacara yang membela polisi secara membabi buta.

“Dia tidak buta. Dia tidak dipilih di Konoha untuk menjadi pengawal polisi negara. Di Indonesia, dia dipilih untuk melindungi blok besar, kapan, apa, saya harap terus berbicara.

Pensiunan polisi, yang terakhir berpangkat Komisaris Polisi (Komsen), tidak terdaftar sebagai pengacara yang tidak ditunjuk, namun tetap membela polisi.

Namun keputusan tersebut dimaknai menyasar Razman Nasution, pengacara yang belakangan ikut terlibat kontroversi kasus Bina Cirbon dengan membela polisi.

Dalam kasus ini, Razman banyak adu mulut dengan banyak pengacara yang terlibat langsung dalam pembunuhan Vina dan Eky.

Pengacara Pegi Setiawan, Toni RM, dan pengacara Saka Tatal, Farhat Abbas, juga adu mulut dengan Ramzan Nasution.

Pengacara gempal ini pula yang melaporkan Eman Sulaeman ke pihak kejaksaan.

Eman diumumkan sebagai hakim pada sidang perdana Pegi Setiawan. Hakim Eman membebaskan Pegi dari tuduhan pembunuhan Vina dan Eky.

Razman melaporkan Eman karena melanggar hukum.

Sebaliknya, Sesno mulai menuding penyidik ​​kasus Vina Cirebon melanggar standar.

“Modelnya bukan yang saya bilang, tapi sudah dibuktikan di sidang pendahuluan (Peggy Setiawan) kemarin. Tangkap dulu orangnya dan cari buktinya. Ya ini ya, buktinya hilang (sebelum sidang). Makanya. ” , jika Anda tersinggung, Anda mungkin ingin menyalahkan saya. Tidak, bukti kemarin menunjukkan, “Bukan itu yang saya katakan,” kata Susno.

Susno melanjutkan, pembobolan bangunan masih menjadi hal yang paling penting dalam penyidikan polisi.

Dia mengatakan bukan karena dia tidak menyukai polisi sehingga dia berbicara.

“Tidak mungkin. Saya mau dibunuh demi polisi yang menunjuk saya,” kata Susno.

Dia mengatakan mencintai polisi berarti memberi tahu mereka ketika ada sesuatu yang salah dan menunjukkan kepada mereka bagaimana melakukannya dengan benar. Kapolri membentuk tim khusus

Sementara itu, Yudia Alamsyach, pengacara Liga Akbar, mengatakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus yang berhasil membunuh Bina dan Eki di Cirebon pada 2016.

Tim khusus atau tim pencari fakta dibentuk untuk mengungkap kebenaran kejadian tersebut.

“Sekarang di mana pun kita disuruh membahas perkembangan kasus ini dari awal.”

“Item itu dari Great League,” jelasnya.

Hampir sebulan lalu, tim khusus mencari keterangan dari Liga Akbar dan saksi lainnya, mengutip TribunJabar.id.

Tim khusus ini memanggil dan memeriksa banyak saksi untuk memastikan waktu pastinya, ujarnya.

Dia menambahkan bahwa tim khusus telah mengalami masa-masa sukses selama beberapa hari terakhir.

Alhamdulillah, sebelum Eki dan Vina ditemukan tewas beberapa hari lalu, tim khusus sudah mengambil keputusan dan mengungkap kebenarannya, kata pria yang juga kuasa hukum Pegi Setiawan itu. (Tribunnews.com/Tribun Jabar/Tribun Bogor/KompasTV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *